TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pengelola Objek wisata Sangeh sampai saat ini terus melakukan pembukaan donasi untuk makan kera di Objek wisata Sangeh tersebut.
Hal itu dilakukan agar monyet yang ada di sana tetap bisa makan, untuk mempertahankan karakteristik monyet.
Pasalnya jika monyet sampai kelaparan, karakteristik monyet akan berubah. Sehingga berpengaruh kepada pengunjung yang datang ke Objek Wisata Sangeh.
"Monyet di sini kan sudah jinak. Kalau dia kelaparan bisa saja galak dan tidak bisa beradaptasi dengan pengunjung," ujar Pengelola Objek wisata Sangeh Made Mohon saat ditemui Minggu 22 Agustus 2021.
Baca juga: Pengelola Objek Wisata Sangeh Kesulitan Biaya Operasional,Buka Donasi Buah-buahan untuk Pakan Monyet
Dirinya mengakui saat ditutup pada PPKM Darurat hingga Level 4 ini, dirinya bingung untuk keperluan pakan monyet. Bahkan dirinya mengaku sudah dari dulu membuka donasi tersebut.
"Jadi warga yang ingin berdonasi bisa langsung saja datang ke Objek wisata sangeh. Atau menghubungi pengelola," bebernya.
Dirinya mengatakan kalau sudah penutupan objek wisata selama PPKM, otomatis tidak ada pemasukan yang didapat.
Hanya saja Mohon mengakui, sebelum covid, pihaknya mempunyai anggaran. Dirinya berharap tahun ini masih bisa menutupi biaya operasional dan pakan monyet.
"Anggaran tidak banyak, sekitar ratusan juta. Kalau dihitung cukup sampai tahun ini. Jika terus berkepanjangan kami tidak tahu bagaimana," katanya.
Selama ini, Mohon mengaku tetap mempekerjakan petugas di Objek wisata Sangeh.
Hanya saja sampai pukul 12.00 wita atau jam 12 siang. Hal itu dilakukan agar ada yang mengawasi termasuk juga jika ada donasi yang masuk.
"Untuk biaya operasional dan pakan monyet, setidaknya pengelola harus merogoh kocek minimal Rp 30 Juta per bulannya. Biaya tersebut dibagi untuk biaya pakan monyet dan operasional kebersihan," katanya.
Dijelaskan untuk pakan monyet pun saat ini variannya tak terlalu banyak karena menyesuaikan dengan budget.
Ia mengaku pakan monyet dianggarkan Rp 500 ribu per hari dengan varian makanan ketela dan pisang.
"Disini ada kurang lebih ada 600 monyet. Sehingga kita berikan makanan ketela satu kampil dan pisang. Jadi biasanya monyet makan dua kali sehari," ungkapnya.
Baca juga: Libur Lebaran, DTW Sangeh di Badung Masih Jadi Primadona Untuk Dikunjungi