Saat itu, Ujang mengaku tak masuk ke rumah Yosef dan hanya memeriksa bagian depannya saja.
"Pak Yosef lari, otomatis Saya ikutin. Saya masuk ke rumah. Saya mah enggak masuk, cuma liat dari luar. Emang berantakan di kursi itu," ungkap Ujang.
Mengecek mobil di samping rumah Tuti, Ujang terkejut melihat darah.
Kekagetan Ujang semakin bertambah saat ia melihat pintu belakang rumah Tuti.
Ujang melihat genangan darah yang sangat banyak di sana.
"Saya lihat ke belakang mobil, ada percikan air. Turunan dikit ada darah 'Astaghfirullah ini ada apa'. Kemudian Saya lihat ke belakang, pintu dapur itu terbuka. Lihat ke bawah itu darah banyak sekali," ujar Ujang.
Melihat hal tersebut, Ujang spontan melayangkan inisiasi ke Yosef.
Ujang meminta izin kepada Yosef untuk memberi tahu Pak RT soal kondisi rumah berantakan penuh darah yang ia lihat.
Saat itu diakui Ujang, yang punya ide untuk melapor ke Pak RT adalah dirinya, bukan Yosef.
"Lalu Saya bilang ke Pak Yosef 'Pak Saya mau lapor ke RT'. Pak Yosef enggak bilang 'Kita bagi tugas'. Enggak bilang gitu sama saya. Cuma bilang 'Iya siap'," ungkap Ujang.
Setelah itu, Ujang langsung melapor ke Pak RT yang sedang dalam perjalanan ke kebun.
Selesai melapor, Ujang pun kembali ke TKP namun tak masuk ke rumah.
Tak berselang lama, Ujang meninggalkan TKP dan kembali bekerja.
"Saya pergi ke Pak RT. Jalan ke belakang. Ketemu Pak RT mau ke kebun. Kata Pak RT 'duluan, Saya nanti nyusul, mau ngurus pekerja'. Saya balik lagi ke sana (TKP). Sesudah balik ke sana. Saya enggak berani masuk ke sana. Langsung teman-teman nyusulin. Lalu Pak RT datang, udah Saya kerja lagi," pungkas Ujang.
Dalam ceritanya, Ujang membantah pengakuan Yosef saat datang ke TKP.