Ketika banyak usaha di Bali yang memberhentikan para pekerjanya, Griya Luhu kini mempekerjakan lebih dari 89 orang dan melayani 4,500 nasabah Bank Sampah mereka.
Hal ini menunjukkan ketangguhan dari sebuah usaha lestari.
Menurut Gus Nara, putra daerah pendiri Griya Luhu, tipe bisnis lestari ini ciri khasnya adalah harus kembali ke lokal.
Dan tipe-tipe bisnis yang kembali ke lokal itu akan lebih resilien apapun gangguannya, seperti pandemi.
Melalui tiga fokus sektor industri, yakni agrofood, pariwisata berkelanjutan, dan kriya, setidaknya 1000 anak muda Bali akan mengikuti lokakarya online.
“Dari 1.000, kami akan menyaring sekitar 100 anak muda yang memiliki ide-ide bisnis terbaik.
Harapan kami, akan ada 20 hingga 30 tim dengan ide inovasi sosial dan lingkungan yang kami dampingi di tahapan selanjutnya,” kata Direktur Program dan Kurikulum Yayasan Pratisara Bumi Lestari, Irma Sitompul.
Selanjutnya akan disaring kembali 12 kerangka bisnis terbaik untuk mengikuti tahap pendampingan Pengembangan Bisnis selama 6 bulan bersama mentor-mentor ahli.
Pada tahap ini, Inkuri bekerjasama dengan Livit Hub Indonesia untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya.
(*)