TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Beberapa siswa di Kabupaten Badung dipastikan tidak semua menggunakan seragam saat bersekolah.
Selain karena baru masuk sekolah, seragam gratis di Badung kini juga ngadat. Bahkan terancam tidak bisa dilaksanakan lagi.
Padahal sebelumnya, program seragam gratis itu merupakan program unggulan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, yang masuk program Tri Kona atau lahir, hidup dan mati ditanggung.
Hanya saja kini orang nomor satu malah mengimbau siswa bisa menggunakan seragam bebas, asal rapi untuk menuntut ilmu di sekolah.
Baca juga: Curi Jack Base Scaffolding di Sempidi Badung, Pria Asal Kupang Diringkus Polisi
Ngadatnya seragam gratis bagi siswa itu pun disebut-sebut karena pandemi. Bahkan Giri Prasta menyebutkan anggaran direfocusing untuk penanganan pandemi.
"Pikiran kita kemarin sederhana, semua anggaran kita arahkan untuk pandemi covid-19. Bahkan semua itu arahan Bapak menteri dalam negeri. Begitu juga kementerian keuangan.
Salah satu contoh regulasi yang perlu kami sampaikan, Bapak menteri sampai mengeluarkan dua Permendagri yang isinya refocusing untuk penganan covid-19 ," katanya saat ditemui belum lama ini.
Ketua DPD PDI Perjuangan Badung itu mengatakan untuk di Badung, uang itu mengikuti program. Sehingga uang dulu ada baru program bisa jalan.
Saat ditanya apakah Badung kini terkendala masalah anggaran sehingga seragam gratis itu tidak terealisasi? Giri Prasta berdalih karena Badung sudah melakukan refocusing anggaran untuk penangan covid-19 tersebut.
"Toh ini (Belajar Tatap Muka -red) dari bulan Oktober, November dan Desember atau 3 bulan. Kalau orang tua ingin membeli pakaian sendiri, silakan. Ketika kita (kabupaten Badung -red) bisa memberikan seragam, kan siswa dua jadinya punya seragam ," jelasnya.
Disinggung banyak orang tua siswa pakrimik karena anaknya tidak dapat seragam disekolah, Giri prasta mengaku pakrimik warga adalah motivasinya.
Pihaknya mengaku tidak tinggal diam untuk menangani masalah tersebut.
"Saya yakin orang tua pasti sayang kepada anaknya. Kami akan kumpulkan anggaran untuk itu, jadi kami tidak mungkin akan diam saja," tungkasnya.
Seperti diketahui, program seragam gratis mulai ditanyakan warga di Badung.
Baca juga: Kebakaran Berawal dari Kebocoran Gas, Api Melahap Dua Unit Villa Puri Bendesa di Ungasan Badung
Pasalnya ada beberapa orang tua siswa kini mengaku harus membeli seragam sekolah untuk anaknya.
Padahal selama ini, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta sudah membuat program seragam gratis untuk siswa di sekolah negeri yang ada di Gumi Keris.
Salah satu orang tua siswa pun mengakui, dirinya sempat ditawarkan untuk membeli seragam oleh sekolah. Lantaran saat ini Badung tidak mengucurkan anggaran untuk seragam tersebut. Bahkan sampai saat ini seragam yang mestinya sudah dibagikan belum juga terlihat.
"Katanya dapat seragam gratis, tapi saya kok disarankan beli sama sekolah ya? Katanya buat cadangan sebelum dapat seragam," jelas orang tua siswa yang tak mau disebutkan namanya.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Made Mandi juga mengakui saat ini program seragam gratis sementara terhenti.
Program ini tertunda lantaran minimnya pendapatan Kabupaten Badung, akibat sektor pariwisata melemah.
"Kami sudah mohon petunjuk kepada Bapak Bupati, seperti yang disampaikan kepada media sebelumnya, bahwa untuk sementara (tidak diberikan seragam gratis red-) sambil menyesuaikan kondisi di pemerintahan," ujar. (*)
Artikel lainnya di Berita Badung