Berita Karangasem

154 Siswa di Karangasem Putus Sekolah Sejak Pandemi, Jarak Tempuh hingga Ekonomi Jadi Alasan

Penulis: Saiful Rohim
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sekolah - 154 Siswa di Karangasem Putus Sekolah Sejak Pandemi, Jarak Tempuh hingga Ekonomi Jadi Alasan

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Sebanyak 154 siswa di Karangasem, Bali, putus sekolah selama pandemi ini.

Banyaknya siswa putus sekolah di Karangasem salah satunya disebabkan karena infrastruktur.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, Wayan Sutrisna, mengatakan, siswa yang putus sekolah meliputi siswa sekolah dasar (SD) serta sekolah menengah pertama (SMP).

Rinciannya SD sebanyak 117 siswa dan SMP 37 siswa.

Baca juga: Keluarkan Instruksi Tiadakan Pungutan Sekolah, Bupati Gianyar: Jangan Sampai Anak Kita Putus Sekolah

"Siswa putus sekolah selama pandemi sebanyak 154 kasus. Siswa laki-laki yang putus sekolah sebanyak 93 orang, sedangkan siswa perempuan sebanyak 61 orang. Tersebar di delapan Kecamatan di Karangasem," kata Sutrisna, Jumat 8 Oktober 2021.

Ia mengatakan, siswa yang putus sekolah terbanyak dari Kecamatan Kubu 81 orang.

Kecamatan Karangasem 25 orang, Kecamatan Abang 13 orang, Kecamatan Selat 19 orang, Kecamatan Bebandem 6 orang, Kecamatan Sidemen 8 orang, dan Kecamatan Manggis 2 orang.

Jarak tempuh dari rumah ke sekolah sangat jauh dengan medan terjal dan rusak menjadi alasan siswa berhenti bersekolah.

Akibatnya, siswa yang berjalan kaki memilih untuk tak meneruskan pendidikan mereka.

Misalnya di Desa Ban, Kecamatan Kubu.

Sejumlah siswa terpaksa putus sekolah lantaran akses jalan menuju sekolah rusak.

Jaraknya mencapai lima kilometer.

Kerusakan jalan bisa ditemui di Banjar Bunga, Darmaji, Daya, Jatituhu, Manik Aji, hingga Banjar Belong.

Selain itu faktor ekonomi juga menjadi penyebab utama siswa putus sekolah.

Orangtua siswa menghentikan anaknya sekolah karena tidak ada biaya.

"Nanti pihak sekolah berencana melakukan pendekatan ke siswa yang putus sekolah, dan membujuknya untuk mau sekolah lagi," kata dia.

Dinas Penididikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem akan kembali menggencarkan program guru jemput siswa untuk menekan angka putus sekolah.

Beberapa pengajar nantinya akan menjemput siswa yang jarang sekolah.

"Untuk yang kekurangan ekonomi, kami siap usulkan mendapat beasiswa jana kerti dari pemerintah daerah. Kami akan mulai galakan program guru mejemput siswa," ujar Wayan Sutrisna.

Kata dia untuk siswa yang putus sekolah karena alasan lain diharapkan mengikuti kejar paket, dari paket A, B, maupun C di Karangasem telah beridri pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), seperti Kecamatan Kubu dan Bebandem. (*)

Baca juga: Ipuk Jemput Irmawati yang Terancam Putus Sekolah, Irmawati: Senang Rasanya Akhirnya Bisa Sekolah

Kumpulan Artikel Karangasem

Berita Terkini