TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - KSAD Jenderal Andika Perkasa mempererat kerjasama TNI Angkatan Darat (AD) dengan jajaran Polri.
Kerjasama itu dalam bentuk pendidikan bersama terintegrasi yang telah dibahas Jenderal Andika Perkasa dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beberapa hari lalu.
Untuk menindaklanjuti kerjasama, Polri mengutus Komjen Rycko Amelza Dahniel menemui Jenderal Andika Perkasa di Mabes AD.
Komjen Rycko Amelza Dahniel menemui KSAD dalam rangka menindak lanjuti kerjasama pendidikan TNI AD dan Polri.
Sosok Komjen Rycko Amelza Dahniel
Melansir dari Wikipedia, Komjen Rycko Amelza Dahniel lahir pada 14 Agustus 1966.
Ia adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 18 Februari 2021 menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.
Rycko yang merupakan lulusan terbaik Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri.
Rycko termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis, dkk.
Rycko yang lahir di Bogor 14 Agustus 1966 itu menyelesaikan pendidikan SDN (1979), SMPN (1982) dan SMAN (1985) di kota kecil Cibinong, Bogor.
Kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat Adhi Makayasa, lalu kemudian dilantik oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada tanggal 23 Juli 1988.
Rycko juga merupakan lulusan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia pada tahun 2001, Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia pada tahun 2008 dengan predikat Cum Laude dan diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor dibidang ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sejak tanggal 1 Agustus 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim.
Penugasan pertama ia jalani di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang.