Serba Serbi

Weda dari Ingatan Maharsi, Berikut Jenis-jenis Vedangga

Penulis: AA Seri Kusniarti
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sarassamucaya bagian dari Sruti

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Weda sejak dahulu kala, dikenal sebagai kitab suci umat Hindu di seluruh dunia.

Namun tak banyak yang tahu, bagian-bagian Weda.

Salah satu yang disebut Weda atau pengetahuan suci adalah Smrti.

Smrti berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata smrta yang berarti ingatan lalu menjadi smrti yang berarti ingatan, kenangan, tradisi yang berwenang.

Baca juga: Termasuk Weda Online, Ditjen Bimas Hindu Akan Launching Empat Aplikasi Layanan Digital

Kitab Smrti, adalah kitab suci Weda (Veda) yang ditulis berdasarkan ingatan para Maharsi.

Dimana Maharsi mendapatkan wahyu langsung dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasiNya.

Kitab-kitab Smrti memuat tentang ajaran hukum agama Hindu. Yang juga disebut Dharma atau Dharma Sastra.

Hal ini tersurat di dalam Manawa Dharma Sastra, Bab II.10. Dengan terjemahannya, yang dimaksud Sruti ialah Weda dan dengan Smrti adalah Dharma Sastra.

Kedua macam pustaka suci ini, tidak boleh diragukan kebenarannya. Mengenai apapun juga karena dari keduanya itu adalah hukum.

Dapat disebutkan bahwa kitab Smrti adalah pula pendukung dari kitab Weda Sruti, yang ditulis oleh banyak Maharsi. 

Beberapa kitab suci agama Hindu,  yang termasuk kitab Smrti adalah Manawa Dharma Sastra.

Sarassamucaya, Slokantara, Tattwa Suksma, Bharata-yuddha, Yoga Sutra, Ramayana, Niti Sastra, Silakrama, Manu Smrti, Yajna Pawitra, dan Brahmanda Purana.

Dari berbagai sumber yang dihimpun Tribun Bali, bahwa yang tergolong kitab Smrti masih banyak lagi jumlahnya.

Penulisnya pun banyak. Konon hal tersebut karena menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Hindu, yang sesuai diisyaratkan dalam Weda untuk mencapai kesejahteraan, keadilan, keamanan, serta kebahagiaan sejati.

Baca juga: Sapta Rsi Atau Tujuh Rsi yang Konon Mendapat Wahyu Suci Weda

Kitab Smrti pun dibagi menjadi dua kelompok besar, agar lebih mudah dijadikan pedoman oleh umat Hindu. Yaitu kelompok Vedangga dan Upaweda.

Kali ini khusus membahas kelompok Vedangga. Dimana kata tersebut berasal pula dari bahasa Sansekerta. Yaitu Veda dan Angga.

Veda berarti ilmu pengetahuan suci, sementara Angga berarti bagian, anggota, badan, sumber, dan dasar. Sehingga bisa diartikan bahwa Vedangga adalah batang tubuh dari Veda.

Vedangga sebagai kitab Smrti, terdiri sari beberapa kitab. Diantaranya, Siksa, Wyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisa, dan Kalpa.

Siksa adalah kitab yang isinya menguraikan tentang petunjuk tata cara mengucapkan mantra yang tepat sesuai tinggi rendahnya tekanan suara.

Wyakarana adalah kitab yang isinya menguraikan tentang tata bahasa. Dimana untuk menghayati Weda dengan benar, akan sulit tanpa mengetahui dan mengerti tata bahasa di dalamnya.

Chanda atau lagu, adalah cabang Weda yang khusus membicarakan tentang aspek ikatan bahasa dalam Weda yang disebut lagu. Sehingga ayat-ayat Weda dapat dipelajari turun temurun. Hal ini karena pula nyanyian itu mudah diingat.

Nirukta, berisi tentang penafsiran otentik yang berhubungan dengan kata-kata yang terdapat dalam Weda. Kitab Nirukta ditulis oleh Bhagawan Yaska sekitar tahun 800 sebelum Masehi.

Jyotisa atau ilmu astronomi, yang isinya menguraikan tentang peredaran tata surya, bulan, dan badan angkasa. Hal ini dianggap sangat berperan dalam melaksanakan yadnya. Ini pula bertujuan agar umat Hindu bisa harmonis dengan alam semesta dan lingkungan serta isinya.

Kalpa, adalah jenis kitab yang isinya berhubungan dengan kitab Brahmana dan kitab-kitab mantra. Diantaranya ada kitab bidang Srauta, Grhya, Dharma, dan Suliwa. (*)

Artikel lainnya di Serba Serbi

Berita Terkini