"Sebab untuk menarikan barong dan rangda, tidak boleh sembarangan. Ada pakemnya sendiri. Apalagi jika menarikan barong dan rangda sesuhunan," tegasnya.
Hal ini penting dipahami, agar tatkala terjadi pertunjukan tidak sampai terjadi kecelakaan. Seperti beberapa kasus keris yang tembus saat prosesi ngurek atau matebekan.
Khusus untuk penari barong dan rangda sesuhunan, maka orang tersebut juga harus mabersih, mawinten, dan melakukan prosesi lainnya. Sehingga menyatu dengan kesucian dari barong dan rangda tersebut.
"Tidak bisa sembarangan, hanya karena mau atau keturunan mau menari rangda atau barong. Itu ada prosesnya, harus melalui tahapan," jelasnya. (*)
Artikel lainnya di Serba Serbi