Situasi itu membuat para warga geram hingga mengancam orang tua Sol dan berakhir nahas.
Saat itu Sol masih terlalu kecil untuk memahami segalanya, tetapi ia melihat semua perlakuan orang-orang yang membenci kedua orang tuanya karena tidak ingin melepaskan desa Lembah Jembatan Hitam.
Setelah Sol kehilangan ibunya, ia melihat kekejaman warga desa yang berusaha menjatuhkan sang ayah.
Para warga desa itu mencoba membunuh lebah-lebah di penangkaran milik ayah Sol.
Sebab, ayah Sol masih menolak penandatanganan.
Melihat sang ayah seperti orang gila, Sol akhirnya berinisiatif memberikan kertas persetujuan dengan stampel milik ayahnya.
Setibanya ia di tempat salah satu warga, Sol mendengar bahwa para warga mencoba menghasut yang lainnya agar mau menyetujui persetujuan itu.
Sol juga mendengar jika para warga yang menjatuhkan bangai anjing di dalam sumur.
Tak hanya itu, Sol terkejut ketika ayah Se Wook juga menjadi korban pembunuhan.
Sol yang berada di depan pintu sontak terkejut ketika salah satu warga muncul.
Ia justru berpira-pura tidak mendengarkan apapun.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah justru mengurungkan niatnya untuk membangun kereta gantung.
Para warga yang sudah terlanjur menyetujui dan berharap lebih dengan uang ganti rugi itu pun pupus.
Sementara, ayah Sol lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya di depan Sol.
Masa kecil Sol benar-benar terpukul. Ia bahkan merasa sering dilupakan oleh orang lain.