Bapak dua anak tersebut pensiun menjadi pemain sepak bola dikarenakan cidera pada pergelangan kaki yanng ia alami.
Setelah itu Shin Tae-yong ditawari untuk membantu pelatih Miron Bleiberg.
Nama panggilannya adalah 'Asian Mourinho' menurut John Duerden.
Setelah lulus SMA, Shin Tae-yong mendaftar di Universitas Yeungnam.
Awalnya bergabung dengan tim sepak bola Universitas, pada usia sembilan belas tahun.
Sebelum Shin Tae-yong pindah ke Queensland Roar, dia adalah pemain satu klub dari klub K League Seongnam Ilhwa Chunma.
Dari 2008 hingga 2012, Dia adalah manajer Seongnam Ilhwa Chunma dan memenangkan Liga Champions AFC 2010 bersama tim.
Pada 10 Februari 2015, Shin diangkat menjadi pelatih kepala Korea Selatan U-23.
Jejak Karier Kepelatihan Shin Tae-yong
Jejak karier kepelatihan Shin Tae-yong terbilang cukup sukses di tingkat klub maupun saat memegang tampuk kepelatihan timnas Korea Selatan
Satu-satunya klub yang mendapat sentuhan langsung Shin Tae-yong adalah Seongnam Ilhwa Chunma pada periode 2008 hingga 2012.
Klub yang kini bernama Seongnam FC, berkompetisi di ajang teratas Liga Korea (K-League 1), dibawanya meraih titel pemenang AFC Champions League edisi 2010 dan Piala FA Korea pada 2011.
Lalu kiprah kepelatihan Shin Tae-yong dihabiskan bersama timnas Korea Selatan baik di level kelompok umur maupun senior.
Seperti membawa skuad U-23 Korea Selatan menuju Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, maupun mendampingi pasukan U-20 Korea Selatan di ajang Piala Dunia U-20 2017 di Selandia Baru.
Dua pelatih timnas senior yang didampinginya adalah Hong Myung-bo dan Uli Stielike pada kurun waktu 2014 hingga 2017.