Berita Denpasar

676 Kios & Los Pasar Rakyat di Denpasar Kosong, Perumda Pasar Targetkan Pendapatan Rp51 M di 2022

Editor: Harun Ar Rasyid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Los dan kios kosong di Pasar Badung

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasar tumpah yang banyak ditemui di sekitar pasar-pasar rakyat membuat arus lalulintas tergangu.

Selain itu hal ini juga berdampak bagi tingkat keterisian kios dan los yang ada di pasar tersebut.

Kondisi ini diakibatkan oleh posisi di pasar tumpah jauh lebih menjanjikan daripada di dalam pasar.

"Pasar tumpah ini juga yang mengakibatkan banyak kios dan los yang kosong selain karena Covid-19," kata Dirut Perumda Pasar Sewakadharma Denpasar, IB Kompyang Wiranata, Senin 24 Januari 2022.

Kompyang mengatakan, saat ini terdapat 676 tempat berjualan yang dimiliki Perumda Pasar kosong.

Jumlah ini berasal dari 16 pasar yang dikelola oleh Perumda Pasar yang tersebar di 13 lokasi.

Dari jumlah pasar tersebut, Perumda memiki 8447 tempat berjualan.

"Hanya, dari jumlah ini tidak semua aktif. Karena 676 tempat kosong atau tidak disewa pedagang," katanya.

Baca juga: JADI INCARAN DUNIA, Lumpur Lapindo Simpan Harta Karun yang Luar Biasa

Baca juga: Irigasi Masih Rusak, Dinas Pertanian Gianyar Minta Pemilik Lahan Beralih ke Tanaman Palawija

Baca juga: Penanganan Abrasi di Pesisir Sidayu-Kusamba Klungkung Telan Anggaran Rp 43 Miliar

Kondisi ini juga berdampak pada pendapatan unit-unit pasar yang ada.

Karena itu, kini Perumda Pasar sedang melakukan pengkajian terhadap pasar-pasar yang tingkat perolehannya cukup baik.

"Kita sedang proses, sehingga ke depan akan dapat dilihat, mana unit pasar yang rugi dan mana yang masih produktif," katanya.

Terkait dengan keberadaan pasar tumpah tersebut, tidak menjadi kewenangan Perumda Pasar.

Karena keberadaan mereka berada di luar pagar pasar.

"Jadi itu bukan menjadi kewenangan Perumda, tetapi berada di dekat kita," katanya.

Kompyang menjelaskan, dilihat dari pendapatan per tahun, posisi sangat stabil.

Baik sebelum pandemi maupun saat pandemi Covid-19 terjadi.

Misalnya saja, pada tahun 2015 target yang dibebankan kepada Perumda sebesar Rp 24 miliar lebih, terealisasi Rp 26 miliar.

Demikian pula pada tahun 2016, target Rp 28 miliar, realisasi Rp 26,2 miliar.

Pada tahun 2017 ditarget Rp 29 miliar, teeralisasi Rp 27,9 miliar.

Sedangkan pendapatan Perumda Pasar pada tahun 2018 sebesar Rp 30 miliar dari target Rp 31 miliar.

Pada 2019 target yang diberikan naik signifikan, menjadi Rp 41 miliar, namun berhasil dicapai Rp 35 miliar.

Pada saat Covid-19 tahun 2020, targetnya Rp 48 miliar, berhasil dicapai Rp 36 miliar.

Kemudian pada 2021, Perumda Pasar ditarget Rp 46 miliar, dan berhasil dicapai Rp 41,8 miliar.

"Dan tahun ini kita ditarget Rp 51 miliar, mudah-mudahan bisa tercapai," katanya. (*)

Berita Lainnya

Berita Terkini