Berita Bali

PLN UID Bali Jamin Kesiapan Infrastruktur Kendaraan Listrik untuk G20, Kini Kebut Pembangunan SPKLU

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

temu media PLN UID Bali dengan wartawan.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berdasarkan informasi dari Kementerian Sekretaris Negara untuk KTT G20 nanti, jumlah kendaraan listrik yang akan beroperasi ada sebanyak 410 unit.

Selain itu, masih ada usulan dari Dinas Perhubungan (Dishub) yang sudah disetujui, perkiraan ada 10 bis listrik, dan juga kendaraan operasional lainnya.

Saat ini PLN sedang merumuskan pengembangan bisnis SPKLU dengan sistem Revenue Sharing berbasis Sharing Economy.

Bagi pengusaha yang tertarik untuk berbisnis SPKLU, kedepannya akan ada model-model bisnis yang bisa dikerjasamakan yang dapat PLN tawarkan.

Baca juga: Dukung Energi Hijau, PLN Siap Serap Listrik dari PLTSa Terbesar di Jawa Tengah

Sementara itu, PLN UID Bali tengah membangun 21 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di beberapa lokasi strategis untuk mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Bali.

Selain itu, pembangunan ini dimaksudkan untuk menunjang penyelenggaraan Konferensi Tingkat tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan pada tahun ini.

Dalam acara temu media di Rumah Makan Betutu Jalan Merdeka, Rabu (26/1/2022), Manager Pemasaran PLN UID Bali, Oscar Praditya menjelaskan saat ini terdapat 4 titik lokasi SPKLU telah rampung pembangunananya.

“SPKLU yang telah selesai, seluruhnya berkapasitas 25 – 50 kW dan dibangun dengan memanfaatkan lokasi – lokasi strategis milik PLN.

Kami optimis pembangunan SPKLU mampu mendorong animo masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik,” terang Oscar.

Oscar juga mengatakan bahwa saat ini PLN sedang merumuskan pengembangan bisnis SPKLU dengan sistem Revenue Sharing berbasis Sharing Economy.

“Bagi pengusaha yang tertarik untuk berbisnis SPKLU, kedepannya akan ada model – model bisnis yang bisa dikerjasamakan yang dapat PLN tawarkan,” imbuhnya.

Menurutnya bisnis ini merupakan bisnis masa depan yang akan menjanjikan, karena kendaraan berbasis fosil secara perlahan akan mulai ditinggalkan, dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai lah yang lebih sesuai untuk perkembangan zaman.

“Kami sudah siap untuk mengawal perubahan konsumsi energi masyarakat melalui KBLBB ini, infrastruktur siap, termasuk aplikasi pendukung yakni Charge.In juga telah dikembangkan,” ungkap Oscar.

Fitur layanan terbaru Charge.In sebagai pendukung SPKLU pada aplikasi PLN Mobile dikembangkan guna mempermudah pelanggan dalam bertransaksi dan mencari titik lokasi SPKLU yang terdekat.

Baca juga: Dukung Energi Hijau, PLN Siap Serap Listrik dari PLTSa Terbesar di Jawa Tengah

“Fitur tambahan ini diharapkan mampu menambah kenyamanan pelanggan khususnya pengguna kendaraan listrik untuk bertransaksi saat menggunakan SPKLU yang terintegrasi dengan dompet digital,” pungkasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Bali

Berita Terkini