Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan Gunung Tangkuban Perahu, Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Bali tepatnya di depan Lapas Klas IIA Kerobokan.
Menurut Ibu Heri, 51 tahun asal Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengaku terkejut saat kejadian terjadi didepan tokonya pada Jumat 4 Februari 2022 malam sekitar pukul 21.10 wita.
Saat itu, ia melihat mobil dari arah timur menuju barat tiba-tiba dengan cepat menabrak portal atau pembatas jalan yang membentang dari depan Lapas Kerobokan hingga simpang lio.
"Dia kan jalan (melaju) dari jauh tapi dia gak tau di depan ada portal ini. Akhirnya dia mepet ketengah (menabrak), terbalik," ujar Ibu Heri, Sabtu 5 Februari 2022.
Lanjut Bu Heri, kecelakaan yang terjadi di jalan yang menghubungkan Denpasar menuju Kerobokan atau Petitenget itupun biasa terjadi.
Ia menyebut hampir setiap malam terjadi kecelakaan, ia memperkirakan waktu atau jam sekitar pukul 21.00 wita sampai 02.00 wita.
"Dulu ada tiga mobil dalam satu malam, kalau semalam jam 9 (21.00 wita). Laka disini biasanya membuat mobil terbalik, ada miring. Tapi banyaknya terbalik," ungkapnya.
Menurut warga lainnya, kecelakaan yang terjadi di Jalan Gunung Tangkuban Perahu, Kerobokan, Kuta Utara tersebut terjadi faktor pembatas jalan yang membuat jadi sempit.
Selain Ibu Heri, warga banyak mengeluh terkait adanya pembatas jalan ditambah akses lampu jalan kurang begitu terang dan rambu-rambu lalu lintas tidak maksimal.
"Karena faktor pembatas, jalannya sempit. Mobil dari jauh juga kesulitan melihat, karena kalau malam juga gelap toh.
Inikan jalannya kecil, ada portal, jadi dari sana (menunjuk arah timur) kenceng pasti mobil terbalik," kata Heri.
Pengguna jalan di lokasi, bahkan banyak yang belum mengenal jalur tersebut, terutama bagi wisawatan atau warga yang baru pertama kali datang ke sekitar TKP.
Sehingga kecelakaan di lokasi tersebut sering terjadi terutama di waktu malam hari dan penyebab karena pembatas jalan.
Sementara itu, mengenai adanya pembatas jalan yang sering mengakibatkan kecelakaan, Ibu Heri bersama warga lainnya bahkan mengaku keberatan adanya pembatas.
Baca juga: 3 Alasan Solid Inter Milan Bisa Tumbangkan AC Milan di Derby della Madonnina
Baca juga: Kaling Banjar Dukuh Desa Serangan Tutup Usia, Sang Paman: Miasa Prinsipnya Kerja, Tak Pernah Ngeluh
Baca juga: Warga Keluhkan Pembatas Jalan, Satlantas Badung Akan Koordinasi Dengan Pihak Terkait
"Kalau dari saya sendiri jujur keberatan, kasian kalau dia mobil kredit kan udah ekonomi susah tambah ada masalah. Bukannya saya gak suka, tapi ini mengganggu, kasihan yang datang dari jauh toh," keluh Bu Heri.
Ia meminta kedepan Pemerintah setempat ataupun instansi terkait lainnya bisa memberikan kebijakan yang tepat dan tetap memperhatikan keselamatan pengguna jalan.
"Mungkin, kedepan portal bisa diambil atau disana (menunjuk pembatas) bisa dikasih lampu merah (tanda hati-hati).
Kalau gini kan kasian datang dari jauh gak tau apa. Ini ada rambu-rambu, tapi sudah patah (menujuk rambu patah)," tambahnya.
"Kasian masyarakat yang dari jauh, berlibur kesini dia gak tau kan kasian. Dari Bali pun kalau dia gak pernah lewat sini juga pasti (kecelakaan). (Kebanyakkan) Plat DK ya sering, plat luar kota ya juga," pungkas Bu Heri.
Berdasarkan pantauan Tribun Bali di lokasi, Jalan Tangkuban Perahu, Kerobokan memang cukup sempit bahkan untuk mobil yang melintas harus ekstra hati-hati.
Ditambah, rambu-rambu lalu lintas di unjung pembatas jalan dari arah timur ke barat tidak terlihat dan warga mengatakan portal sudah patah.
Bu Heri bahkan menunjukkan rambu-rambu lalu lintas pembatas jalan yang rusak dan ditaruh disebelah toko miliknya.
Tentunya jika diperhatikan lebih lanjut, jika melaju dari arah timur ke barat pembatas jalan cukup tidak begitu terlihat terutama di waktu malam hari.