TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Tanah longsor terjadi di Subak Anyar, Banjar Gunung Sari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, Rabu 30 Maret 2022.
Jebolnya tembok senderan irigasi sepanjang 10 meter ini menimbun tiga sapi dan sawah 20 are.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita.
Sebelum kejadian tersebut, I Gede Made Duryodana (50) dan I Nengah Puji (60) sedang mencari rumput di sekitaran irigasi Subak Anyar, Banjar Gunungsari, Desa Jatiluwih.
Baca juga: Hujan Lebat Guyur Wilayah Karangasem, Rumah dan Pelinggih Warga di Desa Ban Tergerus Longsor
Mereka mencari rumput di sekitar lokasi.
Mereka mendengar suara gemuruh dari atas atau dari arah saluran irigasi.
Duryodana melihat tembok senderan irigasi sepanjang 10 meter jebol.
Mereka langsung menyelamatkan diri berlari ke arah utara.
Material longsor tergerus hingga jarak 20-25 meter dan menimbun kandang sapi Duryodana.
Di kandang itu, ada tiga sapi, dua jantan dan satu betina.
Selain menimbun kandang, material longsor juga menimbun sawah milik warga lainnya I Nengah Gangga (37) yang berisi tanaman padi dengan luas sekitar 20 are.
Tanaman padi milik warga setempat ini baru saja berusia sekitar satu bulan.
Akibat kejadian tersebut, Duryodana mengalami kerugian sekitar Rp 21 juta dan Nengah Gangga mengalami kerugian mencapai Rp 25 juta.
"Mungkin karena curah hujan yang tinggi terjadi sejak kemarin (Selasa) sore," ungkap Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana.
Tiga sapi yang ada di kandang itu mati. Sedangkan sawah seluas 20 are itu masih terisi tanaman padi yang usianya sekitar satu bulan.
Kalau dihitung biaya bibit dan segalanya Rp 5 juta.
Namun untuk penataan sawahnya agar kembali seperti semula membutuhkan biaya tenaga dan waktu yang cukup banyak.
Baca juga: Pemkab Tabanan & Pemprov Bali Cek Lokasi Warung Longsor,Kerusakan di Terowongan Diduga Jadi Penyebab
"Untuk penataannya yang lumayan membutuhkan waktu tenaga dan juga biaya. Karena luasannya juga lumayan hingga 20 are," jelasnya.
AKP I Nyoman Artadana mengatakan langkah awal yang dilakukan dengan menutup pintu masuk air yang berada di sisi utara.
Itu dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan mengingat debit air yang cukup besar akan terus menggerus bagian longsor sebelumnya.
"Jadi untuk sementara pintu masuk airnya ditutup sementara. Tapi nanti akan diatur agar semua bisa mendapatkan air. Tentunya layanan saluran irigasi juga terdampak," ungkapnya.
Pekaseh akan menggelar rapat dengan para krama subak terkait kejadian ini.
Rencananya krama subak akan menggelar gotong royong untuk membersihkan material longsor. (*)
Kumpulan Artikel Tabanan