Saat pertama kali mencoba membuat dendeng itu, dari segi rasa kata Santika cukup menggugah selera.
Namun dendeng yang ia buat hanya mampu bertahan selama satu bulan.
Dendeng tersebut basi dan ditumbuhi jamur.
"Harusnya dendeng itu bisa bertahan sampai dua bulan. Awalnya saya berpikir tidak tahan lama karena lemak babinya. Saya belajar lagi ke Disdagperinkop UKM, ternyata permasalahannya ada di kemasan. Vakumnya kurang bagus," terangnya.
Kini, sang buah hati ungkap Santika telah kembali bekerja di hotel.
Baca juga: HARI INI Dimakamkan, Ini Kisah Pratu Wilson yang Gugur Diserang KKB, Jadi Marinir Ikuti Jejak Kakek
Namun bisnis dendeng babi asapnya itu tetap digeluti oleh Santika bersama istrinya.
Bahkan, Santika kini mampu mempekerjakan para tetangganya.
Dendeng babi asap itu mampu terjual hingga ke luar Bali.
Pemasaran dan pengemasannya dibantu oleh BumDes Desa Panji.
"Sekali produksi itu biasanya 2 hingga 2 kilogram daging. Untuk per kilonya dijual seharga Rp 200 ribu. Selain dendeng, saya juga mencoba mengembangkan menu lain seperti urutan. Omset per bulan yang berhasil saya dapatkan sekitar Rp 8 juta," jelasnya. (ratu ayu astri desiani)
Kumpulan Artikel Buleleng