TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengguna kendaraan mengeluhkan kosongnya bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dibeberapa gerai stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Kota Denpasar. Seperti pengguna kendaraan roda dua, Jamal ketika ditemui di salah satu SPBU yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk Denpasar.
Jamal mengatakan ia sudah lama menggunakan pertalite dan sempat kebingungan membeli pertalite karena stoknya yang kosong dibeberapa SPBU.
"Sudah lama saya pakai pertalite. Kalau harganya sampai naik takut tidak bisa jalan kerja.
Kemarin juga sempat kosong, di Hayam Wuruk sempat ngantre kosong tiga hari yang lalu. Tidak tahu kenapa kosong, katanya masih dalam pengiriman," jelasnya pada, Selasa 5 Maret 2022.
Baca juga: Pertamax Naik, Pasokan Pertalite di Beberapa SPBU di Karangasem Kosong,
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga mengatakan terdapat permintaan yang meningkat dari BBM RON 90 yaitu Pertalite serta solar bersubsidi sebesar 10 dan 15 persen.
Saat ini penyaluran BBM tersebut masih berjalan lancar di tengah permintaan yang meningkat.
"Semenjak 1 April 2022, telah terjadi peningkatan konsumsi produk BBM jenis Pertalite dan Biosolar masing-masing sebesar 15 persen dan 10 persen," jelas Deden Mochamad Idhani selaku Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus.
Deden menambahkan, untuk wilayah Bali penyaluran bulanan Pertamax sebesar 12.200 Kiloliter (KL), Pertalite sebesar 55.000 KL dan Solar sebanyak 13.000 KL per bulan.
Untuk stok BBM di seluruh Terminal BBM dalam kondisi aman dan cukup, namun dikarenakan proses penyaluran dari terminal BBM ke SPBU menggunakan mobil tangki dan membutuhkan waktu maka apabila ada SPBU yang butuh suplai maka ada jeda waktu pengisian ke SPBU tersebut.
Harga kedua produk tersebut tidak mengalami kenaikan yaitu Pertalite dengan harga Rp 7.650/liter dan Solar subsidi Rp 5.150/liter.
Mengenai dugaan peralihan konsumsi masyarakat dari Pertamax ke Pertalite, Deden menambahkan bahwa hal tersebut dikembalikan kepada konsumen sebagai pemilik kendaraan.
“Tentunya pengisian jenis BBM merupakan hak konsumen yang disesuaikan dengan kemampuan dan spesifikasi kendaraan.
Namun, jika konsumen yang sebelumnya telah menggunakan Pertamax dan terus menggunakan produk tersebut kami sangat mengapresiasi karena dengan penggunaan Pertamax artinya mendukung terciptanya udara yang lebih bersih,” tambahnya.
Selain itu, Deden juga mengingatkan agar konsumen tidak perlu mengkhawatirkan pasokan BBM di SPBU.
Baca juga: Khawatir Langka, Warga Antre Beli Pertalite di Klungkung
Dan konsumen diimbau agar tidak panic buying, karena stok BBM di Terminal-terminal BBM Pertamina menurutnya sangat cukup, namun dikarenakan proses pendistribusian menggunakan mobil tangki maka pihaknya membutuhkan waktu perjalanan atau proses penyaluran dari Terminal BBM ke seluruh SPBU.