Baca tanpa iklan
Ionut Radu pada duel Bologna vs Inter Milan ini harus memungut dua kali bola dari jala gawangnya.
Pertama pada menit 28 lewat sundulan Marko Arnautovic, kemudian kesalahan fatal jelang menit akhir pertandingan setelah back passnya justru sukses dicuri Nicolo Sansone dan mengantar Bologna mengunci kemenangan 2-1.
Dikutip Tribun Bali via Football Italia, Ionut Radu tampak putus asa ketika peluit akhir wasit berbunyi dan seketika rekan setimnya di Inter Milan kemudian mengerumuninya untuk menenangkannya.
Bahkan salah satu pemain Inter Milan, Denzel Dumfriez secara sigap langsung berdiri menghalangi kamera televisi ketika hendak merekam Ionut Radu yang menangis.
Tampak Alex Cordaz, Joaquin Correa dan Federico Dimarco juga berkumpul untuk menemaninya di luar lapangan.
Scudetto kian panas
Hasil Liga Italia dan klasemen Serie A, Bologna vs Inter Milan berakhir dengan hasil mengejutkan I Nerazzurri kalah 2-1 di Stadion Renato Dall’Ara, Kamis 28 April 2022 dini hari.
Ya, Inter Milan telah menyia-nyiakan peluang mempertahankan gelar Scudetto Liga Italia musim ini atas kekalahan mengejutkan dari Bologna pada laga tunda pekan ke-20 Liga Italia.
Kekalahan pahit Inter Milan tersebut membuat AC Milan makin berpeluang untuk menyegel gelar Scudetto Liga Italia musim 2021/2022.
Kegagalan Inter Milan memetik poin penuh di laga krusial kontra Bologna ini menyebabkan skuat Simone Inzaghi gagal mengkudeta AC Milan dari puncak klasemen Serie A.
Kini Inter Milan masih tertahan di posisi kedua dengan raihan 72 poin, sementara AC Milan kini bertengger di posisi puncak klasemen dengan selisih dua poin.
Inter Milan sebetulnya berhasil membuka lebih dulu lewat gol yang dilesakkan oleh Ivan Perisic setelah menerima asis dari Nicolo Barella di menit ke-3 awal babak pertama.
Namun sayang, keunggulan Inter Milan tersebut tak bertahan lama setelah Bologna mampu menyamakan kedudukan 1-1 di menit 28 lewat aksi Marko Arnautovic.
Skor 1-1 inipun bertahan hingga berakhirnya 45 menit babak pertama.
Usai jeda turun minum, Simone Inzaghi berusaha mengubah starteginya untuk menambah daya gedor dengan mengganti Joaquin Correa dengan striker kawakan Edin Dzeko.