Berita Tabanan

PPDB 2022, 909 Lebih Kursi SMP Tabanan Kosong

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - PPDB 2022, 909 Lebih Kursi SMP Tabanan Kosong

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Tabanan sudah berlangsung sejak 20 Juni hingga Rabu 22 Juni 2022 kemarin untuk tiga jalur.

Yakni jalur afirmasi, perpindahan orangtua dan prestasi.

Sedangkan untuk jalur zonasi akan dimulai pada 27 hingga 29 Juni mendatang.

Baca juga: PPDB SMA di Badung di Gelar Online, Namun Masih Ada Siswa Datang Langsung ke SMAN 2 Abiansemal

Untuk lulusan tahun ajaran 2022-2023 ini, siswa kelas VI yang akan naik ke jenjang SMP ada sebanyak 5.555 di seluruh kecamatan di Tabanan.

Sedangkan jumlah sekolah yang ada sekitar 39 dengan jumlah daya tampung sebanyak 6.464 siswa.

Sehingga, untuk kuota kursi masih tersisa 909 kursi.

Sehingga daya tampung siswa untuk di Kabupaten Tabanan saat ini lebih dari cukup.

“Sisa kuota kursi SMP keseluruhan ada sebanyak 909 kursi. Di mana SMP baik negeri dan swasta ada 39 yang ada di Tabanan dan daya tampung 6464."

"Sedangkan jumlah lulusan 5.555 sekian,” ucap Kabid SMP Dinas Pendidikan Tabanan AA Wahyuni, Rabu 22 Juni 2022.

Ia melanjutkan, untuk kuota kursi 6.464 ini nantinya sekitar 96 kursi ini akan masuk di SMP Bintang Persada (swasta).

Sedangkan sisanya, atau sekitar 6.368 akan masuk di SMP Negeri yang tersebar di 10 Kecamatan di Tabanan.

Untuk tiga jalur yang saat ini sedang dalam proses PPDB, dari kuota 100 persen untuk jalur Perpindahan orangtua ada sekitar 5 persen atau 323  orang siswa.

Baca juga: Kadisdikpora Bali Sidak SMA/K Hari Pertama PPDB, Penekanan Pada Siswa Kurang Mampu,Ini Penegasannya 

Kemudian, jalur afirmasi 15 persen atau 970 siswa.

Jalur prestasi akademik 5 persen atau sebanyak 323 orang. Sedangkan untuk di luar tiga Jalur yakni zonasi, sains dan olahraga dan budaya akan digelar pada 27 hingga 29 Juni mendatang.

“Untuk jalur zonasi sendiri ada sekitar 65 persen dari total siswa yakni 4.202 siswa. Kemudian, jalur sains 4 persen atau 259 orang."

"Sementara jalur olahraga dan seni budaya masing-masing 3 persen atau  masing-masing sebanyak 194 orang. Kami pastikan semua lulusan SD tertampung di SMP pada penerimaan PPDB Jalur zonasi," ungkapnya.

Terkait dengan jalur zonasi, Wahyuni melanjutkan, bahwa pihaknya sudah menetapkan zonasi berdasarkan tempat tinggal dengan acuan banjar sebagai tempat tinggal siswa.

Karena itu, kini pihaknya sedang melakukan pemetaan, misalnya pada zonasi SMP 1 Tabanan, maka dilihat di sekitaran itu ada SD apa saja dan berapa siswa SD yang lulus.

Ketika memang jumlahnya melebihi dari kuota maka jalur zonasi akan digeser sedikit.

“Ketika siswa-siswi lulusan melebihi dari daya tampung zonasi SMP maka akan berubah. Akan diubah sedikit. Karena basic zonasi itu banjar,” jelasnya.

Pemetaan juga, menurut Wahyuni, nantinya menyangkut dengan siswa-siswi yang kemarin tidak sekolah di Tabanan namun tinggal di Tabanan.

Maka dari itu, pihaknya juga akan memetakan bagaimana mengatasi hal tersebut.

“Saat ini soal ini belum dipetakan. Makanya itu akan kami pikirkan. Dan untuk setiap siswa dalam satu kelas atau rombel biasanya 32 orang atau siswa untuk di SMP ya,” imbuhnya. 


SMP Bintang Persada Satu-satunya SMP Swasta yang Bertahan

Dari jumlah 39 sekolah tingkat menengah di Tabanan, hanya tersisa satu saja SMP swasta.

SMP swasta ini ialah Bintang Persada yang menjadi favorit bagi siswa-siswi di Tabanan.

Kabid SMP Dinas Pendidikan Tabanan AA Wahyuni mengatakan, bahwa dari 40 sekolah SMP Negeri dan Swasta, ada satu SMP Swasta yang sudah tidak beroperasi, yakni, SMP Saraswati Tabanan.

Sehingga saat ini, hanya tersisa 39 sekolah SMP, dengan rincian 38 SMP Negeri dan satu Swasta. Satu sekolah swasta ini, yakni Bintang Persada. 

“SMP Bintang Persada memang favorit,” ungkapnya. 

Ia melanjutkan, SMP Bintang Persada menjadi favorit karena beberapa faktor.

Pertama memang sarana prasarana sekolah yang memadai.

Kemudian, siswa di sekolah tersebut juga memiliki prestasi di bidang akademik dan non akademik.

Contohnya pada kejuaraan kabupaten tahun lalu, beberapa juara disabet dari sekolah ini.

“Waktu kemarin ada kejuaraan mereka banyak dapat juara,” katanya.

Selain itu, SMP Bintang Persada memang sekolah bagi kalangan elit. Karena memang sekolah itu dihuni oleh anak-anak menengah ke atas di Tabanan.

Sehingga masih dapat bertahan dengan pilihan siswa-siswi di Tabanan yang lebih mengacu ke sekolah negeri. Dan biaya sekolah di tempat itu relatif lebih mahal dibandingkan sekolah lainnya.

“Ya memang juga sekolah bagi kalangan menengah ke atas,” imbuhnya.

Ia menambahkan, sedangkan sekolah swasta yang tidak beroperasi di Tabanan yakni SMP Saraswati Tabanan.

Padahal sekolah tersebut dulunya aktif.

SMP ini tidak beroperasi kembali, lantaran sama sekali tak memiliki siswa.

Karena pembiayaan sekolah yang sejatinya berasal dari siswa juga anggaran dari dana BOS, namun tidak memiliki peserta didik.

“Karena tidak ada siswa, jadi operasional mereka tidak ada,” pungkasnya. (*)

Berita lainnya di Berita Tabanan

Berita Terkini