NEGARA, TRIBUN BALI - Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana telah mengirim sampel otak anjing yang menggigit empat warga di Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Senin 27 Juni 2022 siang kemarin. Namun, pihak Bidang Keswan-Kesmavet Jembrana menduga ciri-ciri anjing yang menggigit warga lebih dari satu orang tersebut mengarah ke rabies.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet), Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan pihaknya baru mengirim sampel otak anjing tersebut Senin 27 Juni 2022 siang kemarin. Sampel otak tersebut telah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVET) Denpasar.
"Kita baru kirim kemarin siang ke BBVET Denpasar. Mungkin tar sore keluar hasilnya. Hasilnya masih menunggu," kata Widarsa saat dikonfirmasi, Selasa 28 Juni 2022.
Menurutnya, jika dilihat dari ciri-ciri anjing tersebut diduga mengarah ke rabies. Sebab, anjing tersebut telah menyerang lebih dari satu orang warga di Tegal Badeng Barat. Hanya saja masih belum berani memastikan mengingat hasil lab belum keluar.
"Dilihat dari kronologi, anjing itu menggigit lebih sari satu orang warga diduga mengarah ke rabies. Tapi kita belum berani memastikan, masih menunggu hasil labnya," tandasnya.
Sebelumnya, sebanyak empat orang warga Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana digigit anjing liar, Sabtu 25 Juni 2022. Peristiwa yang terjadi saat upacara adat tersebut tiba-tiba diserang anjing dengan kondisi sempoyongan. Bahkan satu diantara korbannya berusia 7 tahun. Beruntungnya, semua warga tersebut sudah mendapat penanganan VAR serta anjing yang menginggit sudah dieliminasi untuk diambil sampel otaknya.
Menurut informasi yang diperoleh, empat orang warga yang menderita lika gigitan tersebut diserang oleh dua ekor anjing. Anjing tersebut diduga rabies. Sebab, dua ekor anjing tersebut datang dengan kondisi sempoyongan dan kemudian menggigit warga yang dilihatnya.
Pasca kejadian tersebut, tim dari Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Jembrana melakukan identifikasi dan mengambil sampel otak anjing tersebut. Selanjutnya, sampel otaak akan di uji laboratorium di BBVET Denpasar.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama mengatakan, pihaknya telah menurunkan petugas untuk melakukan pengambilan sampel otak. Sebelumnya, pihak desa juga sudah membantu dalam proses eliminasi anjing tersebut.
"Dari petugas, ada 4 orang yang digigit anjing. Sekarang kita sudah kirim sampel otaknya untuk uji lab ke Denpasar. Semoga hasilnya negatif," kata Sutama.
Dia melanjutkan, pasca kejadiana tersebut warga yang diserang dua ekor anjing liar tersebut telah melakukan langkah-langkah termasuk sudah mendapatkan penanganan VAR di faskes terdekat.
"Mudah-mudahan hasilnya (sampel otak) negatif. Yang penting korban sudah mendapat penanganan medis dari faskes terdekat," tandasnya.