TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia memperkuat barisan dengan negara-negara lain untuk perang melawan narkoba memberangus bisnis haram kartel-kartel internasioal.
Komitmen perang melawan peredaran gelap narkoba ini dibahas dalam sidang internasional The Far East Regional International Drug Enforcement Conference (IDEC) yang berlangsung di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali selama 3 hari dari 2-4 Agustus 2022.
Indonesia melalui Badan Narkotika Nasional kembali menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan The Far East Regional IDEC Working Group. Setelah dua tahun pandemi covid-19 melanda dunia, pertemuan para penegak hukum yang menangani masalah narkotika dari berbagai negara Asia Timur dan Pasifik ini.
Pelaksanaan The Far East Regional IDEC Working Group ini menjadi salah satu bentuk implementasi dari strategi hard power approach BNN RI dalam menangani permasalahan narkotika.
Berbagai isu terkait peredaran gelap dan penyelundupan narkotika dibahas bersama dalam pertemuan ini.
Sidang IDEC kali ini diikuti 14 negara sahabat ini di dalamnya membahas strategi dan kerja sama penanggulangan narkoba dari sisi supplay sebagaimana strategi War on Drugs yang dicanangkan Kepala BNN RI Komjen Pol Dr. Petrus Reinhard Golose.
Tidak hanya hard power approach, Golose juga mengenalkan pendekatan soft power approach dan smart power approach dalam menanggulangi kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime Narkoba. Indonesia berkomitmen melawan jaringan kriminal lintas negara mengakhiri grup kriminal lintas batas ikhususnya kartel narkoba
“Kenapa kita melakukan ini ? karena kita melihat banyak hal-hal atau modus operandi yang baru kemudian kita perlu bekerja sama antar negara-negara dan juga bukan hanya di wilayah Far East tapi nantinya dalam konferensi ini membahas juga kartel di Meksiko,” papar Golose dijumpai Tribun Bali
Kejahatan narkotika merupakan transnational organized crime. Oleh sebab itu, penanganan kejahatan narkotika memerlukan strategi khusus dan kerja sama kuat dari berbagai negara. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi negara-negara, khususnya Asia Timur dan Pasifik dalam memperkuat barisan dalam perang melawan narkoba.
“Saya mengapresiasi DEA (Drug Enforcement Administration) US Amerika, karena kita ketahui DEA ini mereka paling banyak Atase di seluruh dunia, melihat itu kita bisa melihat betapa pentingnya penanganan narkotika kemudian tentunya kita lakukan ini di Bali ini sehingga kita bisa bersama-sama dengan negara-negara yang lain ada yang dari, USA, Australia, Jepang, China, Korea, Thailand dan banyak sekali negara hadir saat ini untuk perang melawan narkoba,” tegasnya.
“Pertemuan ini merupakan ajang berjejaring sehingga hasilnya tertutup ada target-target prioritas. Tentunya kami membahas itu berkaca dari pengalaman-pengalaman dan hasil investigasi kami, tentunya kami akan bertukar pengalaman itu tidak ada rahasia di dalam ruangan antarpenegak hukum,” jabar Golose.
Kata Golose, system penanganan narkoba membutuhkan Kerjasama banyak pihak, tidak cukup menangkap bandar dan pengedar, namun mengendalikan demand, mereka pecandu, korban penyalahguna narkoba. Golose tak menampik, di Indonesia terjadi tren pengguna narkotika meskipun pada masa pandemic COVID-19.
“Tadi juga saya tunjukin stand-stand yang ada bahwa kita melaksanakan dari awal pencegahan dengan pendekatan soft power kita lakukan juga pemberdayaan contohnya adalah grand design alternative development kemudian kita lakukan rehabilitasi dan pascarehabilitasi. Untuk kerja sama kita lakukan bersama ini kaitannya dengan penegakan hukum, kemudian smart power sekarang kita menggunakan digital sebagaimana perintah Presiden RI untuk digitalisasi sudah kita laksanakan kemudian tentunya kerja sama seperti ini sesuai strategi cooperation,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Regional Director Far East DEA, John P. Scoot mengatakan, pihaknya siap bermitra dengan Indonesia khususnya BNN RI dan negara-negara lainnya untuk menghapus jaringan kartel pasar narkoba internasional yang merupakan kejahatan trans nasional luar biasa.
“Acara ini diselenggarakan di tempat yang sangat indah dan ini memperkuat kerja sama kami dan seluruh mitra di Far East untuk bersama-sama menghapus jaringan kartel yang memanfaatkan pasar narkoba dan kami di sini saling bertukar informasi, mencari cara memperkuat kapabilitas melawan narkoba. Kami berkomitmen untuk membagi informasi, informasi intelijen, untuk mitra kami seperti Indonesia,” ungkapnya. (*)