Berita Denpasar

Calon Pelanggan PDAM Denpasar Keluhkan Biaya Pemasangan Baru yang Berubah-ubah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - PDAM Denpasar

 

 

 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang calon pelanggan Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma atau PDAM Kota Denpasar mengeluh.

 

Hal ini lantaran biaya pemasangan saluran baru yang diberikan oleh petugas berubah-ubah.

 

Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang calon pelanggan baru Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma di Sanur.

Baca juga: Naik Rp5,4 Miliar, Dewan Denpasar Pertanyakan Peningkatan Anggaran Perjalanan Dinas

Calon pelanggan yang namanya tak mau disebutkan ini mengeluhkan kinerja Perumda dalam memberikan layanan penyambungan baru.

 

“Pada awalnya, biaya yang direkomendasikan hanya Rp1,4 juta. Kemudian dalam beberapa hari terjadi perubahan biaya yang signifikan menjadi Rp12 juta,” katanya pada Kamis, 4 Agustus 2022.

 

Karena penawaran yang diberikan berubah-ubah, ia pun memutuskan untuk batal melakukan pemasangan baru.

 

Terhadap kondisi ini, Dirut Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma, IB Gede Arsana mengatakan, besaran itu merupakan biaya pemasangan jaringan ke calon pelanggan.

Baca juga: 30 Koperasi di Denpasar Ikut Diklat Digitalisasi Koperasi, Diminta Adaptasi Digital

Dan menurutnya di jalur tersebut, calon pelanggannya masih sedikit.

 

“Calon pelanggannya masih di bawah 10 calon. Mungkin kalau bisa lebih dari 10 orang, biayanya tentu akan lebih sedikit,” kata Arsana.  

 

Kondisi ini pun sangat disayangkan anggota DPRD Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra.

 

Susruta menilai Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma membebani calon pelanggan untuk membuat jaringan.

 

Semestinya, yang membuat jaringan untuk air minum tersebut murni dari Perumda.

Baca juga: Cakupan Vaksinasi PMK di Denpasar Sudah Mencapai 89,91 Persen

Selanjutnya calon pelanggan hanya dibebani biaya untuk sambungan ke rumah saja.

 

“Sejak awal saya kritisi kinerja Perumda ini. Karena mereka memiliki dana miliaran rupiah yang tersimpan. Semestinya, dana ini digunakan untuk membangun jaringan, sehingga tidak membebani calon pelanggan,” katanya.

 

Ia pun mengatakan, jika saat ini calon pelanggan dibebankan untuk membuat jaringan, maka nantinya jika ada penambahan pelanggan di jalur itu, maka calon pelanggan baru itu seharusnya juga membayar biaya ke pelanggan sebelumnya.

 

Hal ini karena jaringan itu dibiayai calon pelanggan yang lebih dulu memesan.

 

“Jadi aset itu juga menjadi milik pelanggan yang ikut membiayainya,” katanya.

 

Padahal menurut Susruta, jaringan ini seharusnya merupakan investasi bagi Perumda Air. (*)

 

Berita lainnya di Berita Denpasar

Berita Terkini