Khusus medsos Banyuwangi, kita sudah optimalkan sejak tahun 2010 seperti YouTube, Instagram," jelasnya.
Selain itu, kata dia, Pemkab Banyuwangi juga merangkul beberapa media partner, serta memanfaatkan penyampaian informasi publik melalui baliho, videotron, maupun radio.
"Kami himpun temen radio swasta di seluruh Banyuwangi," ujarnya.
Dalam satu hari, Diskominfo Banyuwangi punya target minimal memposting 2 berita.
"Ada yang emang untuk web saja, ada juga konten kreatif di Instagram maupun Facebook," jelasnya.
Kategori berita yang diposting tak jauh-jauh dari kegiatan pemerintah maupun program-program menarik pemerintah.
"Kita juga ikuti berita-berita yang lagi viral, sehingga gak harus acara seremonial.
Bisa destinasi wisata, UMKM atau yang lain," jelasnya.
Termasuk juga neka lomba mengadopsi penyampaian informasi dengan gaya kekinian.
"Kali ini kita ada lomba vlog kesehatan, gaya tiktok.
Jadi pegawai puskesmas edukasi gimana PHBS secara simpel, pakai bahasa kekinian untuk caption," jelasnya.
Guna mengetahui konten kekinian, Diskominfo Banyuwangi sering mengadakan pelatihan melibatkan praktisi medsos yang sedang trending di Banyuwangi.
"Saling sinergi sama temen kreator.
Pertemuan rutin.
Kita bahas yang lagi high apa," jelasnya. (*)