TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) regional Bali menolak kenaikan harga BBM.
Akan tetapi, pihaknya tak ikut aksi demo, besok.
Pihaknya akan segera mengirimkan pernyataan resmi.
"Nanti setelah pernyataan resminya keluar akan saya kirimkan," kata Sekjen FSPM Regional Bali, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana pada Senin, 5 September 2022.
Pihaknya mengaku esok tak menggelar aksi demo penolakan kenaikan BBM.
"Besok saya ke Jakarta, bukan demo tapi ada agenda tanggal 7 ini," katanya.
Terkait dengan kenaikan harga BBM bersubsidi ini, Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) regional Bali merasa kecewa.
“Kami merasa kecewa dengan keputusan yang dibuat pemerintah yang menaikkan BBM bersubsidi ini. Karena baru saja pariwisata di Bali mulai menggeliat,” katanya.
Rai mengatakan selain pariwisata baru menggeliat, pekerja pariwisata yang mulai bekerja pasca Pandemi Covid-19 ini belum memiliki penghasilan yang masih jauh dari layak.
“Tiba-tiba BBM subsidi utamanya Pertalite naik. Jelas akan memberatkan pekerja di Bali,” kata Rai.
Karena kenaikan dari BBM ini akan berdampak terhadap kenaikan harga bahan pokok.
“Bagaimana mungkin sedang dalam masa sulit bagi masyarakat kemudian pemerintah mengambil kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini,” katanya.
Pihaknya pun berharap agar pemerintah melakukan peninjauan kembali terhadap kenaikan BBM ini.
Dan bahkan FSPM regional Bali secara tegas menolak kenaikan BBM bersubsidi ini.
“Kami bersikap bahwa kami FSPM menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM ini. Ekonomi Bali dan juga nasional belum pulih,” katanya.