TRIBUN-BALI.COM -
Ketidakhadiran Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR pada Senin (5/9/2022) sempat viral di media sosial.
Beberapa anggota DPR RI bahkan membongkar adanya rumor ketidakharmonisan hubungan antara Dudung Abdurachman dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Menanggapi ketidakhadirannya pada RDP di Komisi I DPR RI itu, Dudung Abdurachman pun angkat bicara.
Dudung Abdurachman menjelaskan alasan ketidakhadirannya lantaran telah diutus oleh Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa untuk mengecek batalion yang akan diberangkatan ke daerah operasi.
"Apa perintah Panglima TNI, kemarin saya tidak hadir melaksanakan RDP, itu salah satu perintah Panglima TNI untuk mengecek kesiapan Batalion 143 yang akan berangkat ke daerah operasi," katanya.
Menurutnya, hasil pengecekan itu akan dilaporkan ke Andika Perkasa untuk dipakai saat adanya operasi militer di Papua.
"Kita menyiapkan, membina, melatih, sejauh mana kesiapan itu. Nanti akan dipakai oleh Panglima di sana karena Panglima sebagai pengguna," kata Dudung Abdurachman dikutip dari YouTube Kompas TV.
Selanjutnya, Dudung Abdurachman menyebut pengecekan terhadap batalion tersebut sempat tertunda beberapa kali.
Hanya saja, ia tidak menjelaskan lebih detail terkait penyebab tertundanya pengecekan itu sehingga dia tidak bisa hadir dalam raker dengan Komisi I DPR.
Dudung Abdurachman pun menganggap pengecekan terhadap batalion tersebut lebih penting dibanding menghadiri raker.
"Latihannya bagaimana, kesiapan materilnya bagaimana, itu kita siapkan. Itu lebih banding menurut saya," tegasnya.
Di sisi lain, ketika ditanya hubungan dirinya dengan Andika Perkasa, Dudung Abdurachman menegaskan baik-baik saja.
"Saya dengan Panglima TNI masih baik-baik saja. Tidak ada perbedaan apapun," katanya.
Dudung Abdurachman pun juga menanggapi isu yang mengidentikan soal Andika Perkasa hadir tetapi dirinya tidak hadir saat diundang dalam raker dengan Komisi I DPR RI.