Berita Bali

RSUP Prof Ngoerah Temukan 17 Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak di Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ginjal - RSUP Prof Ngoerah Temukan 17 Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak di Bali

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - RSUP Prof Ngoerah beberkan kasus penyakit Acute Kidney Injury (AKI), di mana tiba-tiba ginjal pada anak-anak khususnya mengalami cedera.

Hingga kini penyebab penyakit tersebut pun masih misterius.

RSUP Prof Ngoerah pun sudah menangani sebanyak 17 kasus AKI.

“Satu orang berusia 17 tahun masih dirawat. Range usia penderita paling kecil 1 tahun, dan memang dominan di bawah 7 tahun,” kata, dr. I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp. A selaku Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, Jumat 14 Oktober 2022.

Baca juga: Waspada! Berikut Ciri-ciri Penyakit Ginjal Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai Sejak Dini, Apa Saja?

Lebih lanjutnya ia menerangkan bagaimana ciri-ciri jika anak terkena penyakit AKI.

Pertama biasanya aktivitas kencing pada anak berkurang, atau bahkan tidak kencing dalam waktu 24 jam.

Selain itu juga terdapat gangguan infeksi saluran nafas dan cerna karena tidak kencing.

dr. Sanjaya juga menekankan jika ditemukan batuk pilek biasa serta diare pada anak jangan lupa juga untuk memperhatikan fase kencing pada anak.

Sementara itu, pada kasus ini yang dirawat di RSUP Prof Ngoerah dominan menyerang anak dengan usia di atas 6 tahun sebanyak 4 orang, sisanya usia di bawah 6 tahun.

Pada kasus berat, terutama yang fungsi ginjal mengalami gangguan akan dilakukan cuci darah/HD (hemodialisis).

Dari 17 kasus dirawat hanya 2 kasus yang tidak hemodialisis, satu diantaranya masih dirawat dan satu sudah pulang.

Pasien anak tersebut tidak memiliki penyakit bawaan. Sehingga fungsi ginjalnya drop.

“Kita screening anak di bawah 6 tahun tidak ada kelainan bawaan. Tapi tidak ketemu rata-rata mereka anak-anak sehat yang cuma batuk, pilek, muntah, diare, tanda dehidrasinya tidak sesuai namun ada gangguan kencing, kadang orangtua merasa anaknya baik-baik saja,” sambungnya.

Dari 17 orang yang ditangani ini, sementara dari banyak kasus terkait satu sama lain tapi belum dianggap sebagai penyebab sementara karena ada Multisystem Inflammatory Syndrome In Children (MISC).

Banyak kasus yang juga sama di luar.

Ia membeberkan banyak kemungkinan, seperti sebelumnya si anak pernah tertular Covid-19, karena anak di bawah 6 tahun tidak dapat vaksin.

Namun tes antibodinya positif dan menandakan terbentuknya antibodi alamiah, serta menandakan pernah menderita Covid-19 yang tidak diketahui orangtuanya. (*).

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini