Berita Jembrana

IJTI Bali dan AJI Denpasar Berbagi, Salurkan Peralatan Sekolah Hingga Perlengkapan Dapur

Penulis: I Made Prasetia Aryawan
Editor: Harun Ar Rasyid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bali bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar salurkan bantuan sosial ke dua titik lokasi yang terdampak bencana alam di Kabupaten Jembrana, Minggu 23 Oktober 2022.

NEGARA, TRIBUN BALI - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bali bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar salurkan bantuan sosial ke dua titik lokasi yang terdampak bencana alam di Kabupaten Jembrana, Minggu 23 Oktober 2022. Diharapkan, bansos tersebut tepat sasaran dan bisa berguna bagi masyarakat terdampak.

Dua lokasi yang disasar adalah Posko Pengungsian di Balai Tempek Kerta Sari, Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo dan Lingkungan Pangkung Gondang, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana. Di dua lokasi ini, IJTI dan AJI menyalurkan sejumlah bantuan mulai dari sembako, alat dapur, vitamin, susu, alat tulis sekolah, pakaian sekolah, hingga pakaian layak pakai.

Kepala Lingkungan Bilukpoh Kangin, I Komang Suabawa sangat mengapresiasi dengan bantuan yang disalurkan oleh IJTI Bali dan AJI Denpasar. Bantuan sosial tersebut tentunya sangat bermanfaat, terutama untuk anak-anak.

"Untuk sekarang, kebutuhan pokok seperti sembako masih cukup hingga 2 pekan kedepan. Tentunya bantuan dari kawan-kawan organisasi wartawan ini sangat membantu, karena sangat dibutuhkan saat ini," kata Suabawa di lokasi.

Dia mengharapkan, agar warga terdampak terus mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun relawan yang ada saat ini. Sebab, yang menjadi kekhawatiran kedepan adalah soal recovery.

"Semoga nanti ada yang tetap membantu kami. Karena masa recovery atau pemulihan ini juga sangat berat," harapnya.

Terpisah, Kepala Lingkungan Pangkung Gondang, Komang Sudiasa mengatakan, bantuan sosial yang diberikan tentunya sangat membantu. Sebab, kebutuhan saat ini adalah masih kepada makanan pokok.

"Saat ini korban terdampak masih fokus untuk pembersihan rumahnya masing-masing. Karenaa kondisinya menang sangat parah,"

Dia menuturkan, ini merupakan kejadian yang kedua kalinya. Yakni tahun 1998 dan 2022. Namun kejadian belabar agung (air bah besar) yang terjadi pada 1998 tidak terlalu terdampak karena belum ada kawasan perumahan. Syukurnya tidak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.

"Kami berharap bencana ini yang terakhir," harapnya.

 

Berita Terkini