TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Surat Edaran untuk pembatasan kegiatan masyarakat terkait KTT G20 sudah diedarkan melalui Surat Edaran Gubernur Nomor: 35425/SEKRET/2022.
Salah satu isi dari surat tersebut adalah terdapat poin work from home (WFH) kembali bagi para pekerja, sama seperti saat pandemi Covid-19 merebak.
Ketika dikonfirmasi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali, I Nengah Nurlaba mengatakan, setidaknya ada 50 perusahaan dari total 400 perusahaan anggota Apindo Bali yang terdampak aturan WFH.
Perusahaan-perusahaan tersebut berlokasi di sekitar wilayah BTDC Nusa Dua hingga Kuta.
Baca juga: Pertama Kali, KTT G20 di Bali Sertakan Agama di Dunia Sebagai Bagian dari Solusi untuk Krisis Global
Meski demikian, ia mengaku, hingga saat ini belum ada anggota yang menyampaikan keluhannya terkait aturan WFH yang kabarnya akan dilaksanakan mulai 12-17 November 2022 mendatang.
“Anggota kami di BTDC, Kuta, ada banyak anggota kami, tapi sementara belum ada keluhan. Belum ada yang melaporkan keluhan terkait hal tersebut (WFH),” jelasnya, Jumat 28 Oktober 2022.
Dengan adanya SE Gubernur itu, kata dia, pihaknya tentu akan turut serta menyukseskan penyelenggaraan G20 di Bali dengan mengikuti instruksi yang ada.
Diharapkannya, usai G20 digelar di Bali, dapat memberikan efek yang sangat baik bagi dunia usaha pada umumnya, dan dunia usaha pariwisata pada khususnya.
“Ini kan waktunya hanya 1 minggu saja, tidak terlalu lama. Jadi mau tidak mau kita harus ikuti dan taati. Kita juga belum tahu ke depan bagaimana pelaksanaannya,” terangnya.
Terlebih, ia menilai, WFH ini sudah tidak asing.
Pasalnya pada saat Covid-19, aturan WFH sudah pernah diberlakukan.
Maka saat ini, kata dia, anggap saja mengulang lagi.
Mengingat event G20 merupakan event penting berskala internasional yang menghadirkan para petinggi negara masing-masing.
“Harapan kami (G20) dapat berjalan sukses, aman, dan terkendali, sehingga nantinya membawa dampak yang baik bagi Bali dan Indonesia. Sehingga perekonomian Bali dan Indonesia dapat berjalan baik dan lancar,” imbuhnya.
Sementara itu, disinggung terkait ancaman resesi 2023 mendatang, Nurlaba berharap ada keajaiban dari Tuhan, sehingga apa yang diprediksi tidak benar-benar terjadi.
Kendati demikian pihaknya menegaskan, para anggota Apindo Bali harus tetap waspada terhadap ancaman resesi global tersebut.
“Kita waspada, tentunya kencangkan ikat pinggang, sehingga baik dalam perusahaan maupun keluarga, dapat bertahan,” tutupnya.(*).
Kumpulan Artikel Bali