"Guna membantu persoalan ini, kami di Gianyar memohon bantuan berupa program ke Kementerian Sosial RI.
Sedangkan secara berkala dari Dinas Sosial Provinsi Bali sudah memberikan bantuan sembako kepada perempuan yang mengalami persoalan sosial ekonomi ini," jelasnya.
Namun di Gianyar, pada tahun 2023 nanti, Dinsos Gianyar tak menganggarkan perhatian untuk masyarakat kelas ini.
Hal itu dikarenakan keterbatasan anggaran.
Tetapi anggarannya dari OPD lain, yakni Dinas Pemberdayaan Perempuan, dibantu dengan program produktif yang berguna untuk jangka panjang.
"Perempuan ini sebelumnya sudah pernah mendapat bantuan mesin jahit, mesin giling tepung, bantuan ternak babi yang berkaitan dengan pemberdayaan.
Pada suatu desa, biasanya mereka bergabung menjadi satu kelompok, seperti Kelompok Usaha Bersama dengan usaha membuat jajan untuk kebutuhan upacara, usaha ternak atau usaha lainnya sehingga mereka produktif," bebernya.
Nur menjelaskan, tahun 2022 ini, jumlah perempuan dalam kategori demikian tak mengalami penambahan signifikan.
"Tidak bertambah signifikan, selain sudah ada yang meninggal dunia juga yang baru tidak lebih dari sepuluhan," ungkapnya. (*)