TRIBUN-BALI.COM - Dua warga asal Jember, Jawa Timur, terjebak di aliran Tukad Unda, Banjar Dinas Tangkup Desa, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Karangasem.
Pada Kamis (24/11/2022) sore.
Peristiwa ini terjadi saat hujan, di mana aliran Tukad Unda di sana lumayan deras.
Warga asal Jembar yang terjebak adalah Ahmad Kabul dan Suradi.
Kedua pria ini tinggal sementara di Klungkung.
Yang bersangkutan terjebak, saat bawa kayu dari arah Wangsian.
Sampai di lokasi, tiba - tiba hujan turun begitu deras, dengan intensitas lumayan lama.
Alhasil aliran Tukad Unda pun membesar.
Baca juga: KHAWATIR ARUS Sungai Deras, Upacara Bendera di Tukad Unda Berjalan Lancar
Baca juga: Penyengker Hancur Diterjang Air Bah Tukad Unda Klungkung, Kerusakan Terparah Pura Beji Pasekan
Kepala BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, membenarkan hal ini.
Menurut keterangan warga yang di lokasi, korban terjebak saat bawa kayu dari Wangsian.
Kemudian pada pertengahan jalan, keduanya terjebak dikarenakan aliran sungai lumayan deras lantaran hujan turun cukup lebat, dengan intensitas lama.
Melihat kejadian tersebut, warga setempat berupaya mengevakuasi.
Proses evakuasi menggunakan tali.
Beberapa menit kemudian, yang bersangkutan bisa dievakuasi dalam keadan selamat.
Lalu diminta istirahat oleh warga sekitar.
Setelah itu, keduanya pulang ke kontrakan.
"Yang terlibat evakuasi di lokasi, yakni Kepala Desa Tangkup, Babinsa, Babinkahamtibmas, kepala dusun, serta bendesa adat, dan masyarakat.
Saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Tangkup dan seluruh yang terlibat,"kata Arimbawa, sapaannya.
Pihaknya meminta masyarakat agar selalu waspada terhadap pohon tumbang, air bah, dan longsor.
Menjauhi pohon besar yang sudah tua, aliran sungai, dan tebing.
Mengingat cuaca di Karangasem sejak beberapa hari terakhir cukup ekstrem.
Terutama kecepatan angin serta hujan cukup deras.
Untuk diketahui, kasus bencana alam di Karangasem meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Dari Januari 2022 sampai November 2022, kasus bencana alam di Karangasem mencapai 442 kasus.
Tersebar di semua kecamatan.
Terbanyak di Kecamatan Bebandem, Abang, dan Kubu.
Dari 434 kasus bencana alam di Karangasem, didominasi pohon tumbang mencapai 157 kasus, tanah longsor sekitar 131 kasus, kebakaraan rumah 40 kasus, kebakaran lahan 26 kasus, sedangkan sisanya yakni banjir, gempa, kekeringan, abrasi, kecelakaan, serta gelombang tinggi.
Bencana alam disebabkan beberapa faktor.
Diantaranya cuaca ekstrem beberapa bulan terakhir.
Angin keencang disertai hujan cukup deras, dengan instensitas lama berimbas pada pohon tumbang, longsor, kebanjiran, air laut pasang, abrasi, gelombang tinggi, serta petir.
Ditambahkan, kerugian akibat bencana alam yang melanda Karangasem sejak Januari sampai November diperkirakan mencapai Rp 5 milliar.
Meliputi kerusakan rumah penduduk, pertanian, serta pura.
Kerugian ini di luar kerusakan infrastruktur.
Seperti jalan jebol, sekolah, fasilitas umum. (*)