Gempa Bali

Gempa Mengguncang Bali, Pengamat Gempa Astyka: Perlu Memperhatikan Bangunan Tahan Gempa

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Gempa Mengguncang Bali, Pengamat Gempa Astyka: Perlu Memperhatikan Bangunan Tahan Gempa

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengamat gempa sampaikan tanggapannya soal kejadian gempa bumi yang akhir-akhir ini mengguncang Bali.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Astyka Pamumpuni, S.T., M.T. selaku pengamat gempa bumi saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon pada Rabu 14 Desember 2022.

Astyka menuturkan, bangunan di Indonesia semestinya memperhatikan ketahanannya terhadap gempa bumi.

Bangunan tahan gempa biasanya terbuat dari bahan yang ringan atau bahan yang kuat.

Baca juga: Gempa Rusak Puluhan Rumah, Atap DPRD Karangasem Jebol, Musna Trauma Tidur di Rumah

“Bangunan di Indonesia mestinya harus bangunan yang tidak mudah rubuh ketika terjadi gempa. Bangunan yang dibuat dari bahan yang ringan atau bahan yang kuat harus menjadi bangunan yang kita budayakan,” jelas Astyka saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon pada Rabu 14 Desember 2022.

Astyka yang juga menjadi Dosen Prodi Teknik Geologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut menilai, bangunan modern di Indonesia banyak yang tak sesuai, sehingga rawan terhadap gempa.

Bangunan yang rawan terhadap gempa bumi biasanya berbahan dasar batako atau batu bata yang tidak diikuti dengan perhitungan kolom dan baloknya.

“Tapi bangunan modern malah banyak yang tidak sesuai. Misalnya bangunan menggunakan tembok atau batako atau batu bata tapi tidak dihitung dan tidak dilengkapi dengan perkuatan kolom dan baloknya,” tambah Astyka.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan, bangunan tradisional umumnya lebih tahan terhadap gempa bumi.

Bangunan tradisional yang biasanya didominasi oleh bahan dasar kayu tersebut dinilai lebih ringan dan lentur, sehingga tahan terhadap guncangan.

“Bangunan tradisional umumnya tahan gempa karena lebih ringan dan lentur,” jelas Dr. Astyka Pamumpuni, S.T., M.T. selaku pengamat gempa bumi saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon pada Rabu 14 Desember 2022.

Ditanya soal gempa bumi yang terjadi sejak Selasa 13 Desember 2022 mengguncang Bali, Astyka menjelaskan, Indonesia memang berada di area tektonik aktif.

Sehingga, kemungkinan terjadinya gempa hampir berada di seluruh Indonesia.

“Gempa umumnya memang ada susulannya, apalagi gempa besar. Gempa susulan, umumnya lebih kecil dari gempa utamanya.”

“Pada dasarnya, kita di Indonesia berada di area tektonik aktif, sehingga kemungkinan terjadi gempa hampir di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Halaman
12

Berita Terkini