TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sebelum pembukaan border internasional, dari China ke Bali diperluas lagi.
Sudah ada tiga maskapai penerbangan, yang secara reguler melayani rute China-Denpasar PP.
“Dapat kami sampaikan dari China - Denpasar, sudah dilayani oleh 3 maskapai yakni Cathay Pacific, China Airlines, dan Eva Air,” ujar General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai - Bali, Handy Heryudhitiawan, Kamis 29 Desember 2022.
Adapun rute ketiga maskapai itu, diantaranya Hongkong - Denpasar dan Taipei (RRT) - Denpasar.
Baca juga: Data Kunjungan Bandara I Gusti Ngurah Rai Periode Nataru 2022, Ada 216.153 Penumpang Datangi Bali
Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem, Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali Berpotensi Delay Hingga Divert!
Lebih lanjut Handy menambahkan, jadwal penerbangan, Hongkong - Denpasar yang dioperasikan maskapai Cathay Pacific dengan frekuensi terbang setiap hari.
Lalu Taipei (RRT) - Denpasar dioperasikan maskapai Eva Air dan China Airlines dengan frekuensi terbang setiap hari juga.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menanggapi positif terhadap kebijakan pemerintah China yang memperluas penerbangan internasionalnya khususnya ke Bali.
"Kita melihat bahwa ini boleh dibilang satu peluang dan kita harus ambil manfaatnya.
Karena kalau kita lihat top of mind dunia ya masih nama Bali," kata Menparekraf Sandiaga Uno usai menikmati makan malam di Ayam Betutu Men Tempeh Gilimanuk, Kamis 29 Desember 2022.
Tetapi PR atau pekerjaan rumah yang segera perlu dilakukan, menurut Sandiaga Uno adalah bagaimana wisman itu tidak hanya terpusat di Bali selatan tetapi bisa merata kunjungannya ke Bali timur dan barat juga.
"Itu PR kita. Jadi bagaimana kepulihan pariwisata kita ini lebih merata dan berkualitas serta berkelanjutan.
Ini PR saya makanya besok ada kegiatan bersama pak bupati di Jembrana," imbuh Sandiaga Uno.
Tahun 2023 Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisman dari China sebesar 120.900 dan target atasnya 255.700.
Dan secara keseluruhan kunjungan wisman ke Indonesia ditargetkan sebesar 7,4 juta namun China belum masuk kedalam lima besar negara penyumbang tertinggi kunjungan ke Indonesia.
"Tahun depan target 7,4 juta kunjungan tapi dari China itu belum masuk lima besar.
Kita meyakini akan memakan waktu untuk China (kunjungan tinggi) apalagi sekarang ada kenaikan Covid drastis di sana.
Angka ini terus kita pantau, tapi target kunjungan wisman dari China tidak lebih dari 250 ribu," ungkap Menparekraf Sandiaga.
Top five atau lima besar target negara kunjungan wisman ke Indonesia masih tetap diduduki oleh Australia, India, Singapura, Malaysia dan Inggris bahkan bisa Amerika Serikat.
Melihat dampak dari turis asing asal China berkunjung ke Indonesia bisa dibilang cukup besar.
Sebab, pada 2019 turis asing China berada di posisi kedua sebagai penyumbang wisman ke Indonesia sebanyak 2 juta kunjungan.
Pihaknya akan terus berusaha mempersiapkan destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan serta menawarkan 5 destinasi super prioritas (DSP), yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, serta Likupang.
“Turis China ini dikenal akan ketertarikannya dengan wisata bahari, mereka suka pantai, suka diving.
Indonesia kaya akan itu termasuk 5 DSP. Banyak yang sudah berkunjung di Bunaken, Manado, dan Bali tapi kita akan menawarkan 5 DSP,” ujar Sandiaga Uno.(*)