Bisnis

PASAR MURAH di 4 Titik, LPG 3 Kg Langka Diduga Akibat Naiknya Demand

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DISERBU WARGA- Kegiatan pasar murah LPG 3 kg yang diadakan PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus di sejumlah titik wilayah Denpasar, Gianyar dan Badung, Kamis (21/8). 

TRIBUN-BALI.COM - Mitigasi peningkatan konsumsi LPG subsidi 3 kg di Bali, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus menggelar kegiatan pasar murah di beberapa titik. 

Di antaranya Denpasar, Gianyar, Badung dan Karangasem sesuai koordinasi dengan pemerintah daerah setempat sebagai titik yang dilaporkan masyarakat kesulitan mendapat LPG 3 kg.

Sebagaimana disampaikan Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi. 

Sejak awal bulan Agustus ini, banyak masyarakat yang mengeluhkan kesulitan memperoleh LPG subsidi 3 kg, terutama untuk Denpasar.

“Dengan adanya giat pasar murah ini diharapkan warga bisa mendapatkan LPG 3 kg dengan harga wajar, tanpa harus bergantung pada pengecer yang sering menaikkan harga secara tidak bertanggung jawab," ujar Ahad, Kamis (21/8).

Kegiatan pasar murah di empat titik ini sendiri telah dilaksanakan sepanjang periode Juli sampai dengan Agustus bulan ini.

Khusus untuk Denpasar akan dilaksanakan sampai dengan akhir bulan Agustus dan Karangasem hingga awal September. 

Baca juga: LPG 3 Kg Langka di Bali Diduga Akibat Naiknya Demand

Baca juga: KAPTEN Timnas U-17 asal Tabanan Terlecut Dukungan Luar Biasa Warga, Berharga ke Piala Dunia

PASAR MURAH – Sejumlah warga membeli LPG 3 kg di pasar murah yang diadakan PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus di sejumlah titik wilayah Denpasar, Gianyar dan Badung, kemarin. (ISTIMEWA/HUMAS PERTAMINA PATRA NIAGA JATIMBALINUS)

Disinggung mengenai stok LPG 3 kg di Bali aman tetapi kenapa warga kesulitan mendapatkannya? Ahad mengatakan diduga karena naiknya demand atau permintaan Usaha Mikro sejak periode libur sekolah, kemungkinan adanya penyerapan diluar sektor konsumen yang berhak.

Meskipun tersedia di tingkat sub pangkalan atau pengecer masyarakat harus merogoh kocek lebih tinggi dari Harga Eceran Tetap (HET) yang ditetapkan Pemprov Bali. Bahkan seorang warga Denpasar membeli satu tabung LPG 3 kg mencapai Rp 22 ribu dan mencarinya hingga ke Kabupaten Bangli.

“Kemarin di Denpasar nyari gas 3 kg banyak yang kosong. Tanya-tanya keluarga di Bangli katanya disana ada, terpaksa beli kesana dan harganya Rp 22 ribu per tabung. Dan hanya bisa beli satu tabung,” ungkap Indira Ari.

Dikonfirmasi mengenai banyaknya pengecer LPG 3 kg menjual di atas HET yang ditetapkan, Ahad menyampaikan bahwa belum ada aturan yang mengatur harga di luar pangkalan resmi. “Harga LPG 3 kg diluar pangkalan resmi (warung/pengecer) belum diatur dalam peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah, sehingga momen ini dimanfaatkan untuk mendapat keuntungan lebih,” jelasnya.

Lebih lanjut Ahad juga menyampaikan, mekanisme pelaksanaan pasar murah ini dilakukan melalui surat permohonan pemerintah daerah setempat dengan tujuan menyalurkan langsung ke masyarakat karena ditengarai stok di pangkalan bisa diborong oknum pengecer untuk keuntungan pribadi. 

Mekanisme pembelian 1 Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk 1 tabung dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) 18.000 per tabung. 

Sebagai bentuk pengawasan, Pertamina bekerjasama dengan pemerintah daerah terkait melalui kegiatan inspeksi terintegrasi sampai level Desa/Banjar dalam rangka turut mengawasi penyaluran di level pangkalan masing-masing Desa/Kelurahan. 

“Secara rutin juga dilaksanakan monitoring dan evalusasi penyaluran LPG 3 kg oleh Tim Satgas Pemerintah Provinsi Bali dengan menyasar pangkalan LPG 3 kg dan Horeka," imbuh Ahad. (zae)

Halaman
12

Berita Terkini