TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Para peternak bebek di Ubud, Gianyar, Bali saat ini sedang diuji oleh sebuah virus yang tak diketahui namanya. Dimana bebek yang terserang, mengalami berbagai gejala penyakit. Mulai dari kehilangan nafsu makan, berjalan sempoyongan, buta dan yang paling parah adalah mati. Namun beberapa peternak pun telah menanganinya dengan pemberian vaksin yang dibeli di toko obat.
Dan, bebek yang telah divaksin dan diberikan vitamin telah berangsung-angsur membaik. Hal tersebut dikatakan I Made Dasta, seorang peternak bebek asal Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud saat ditemui Minggu 12 Februari 2023.
Kepada wartawan, Dasta mengungkapkan, penyakit yang ia tak ketahui namanya itu, telah menyerang bebeknya sejak tiga pekan lalu. "Diawali bebek tidak mau makan, lalu mabuk (berjalan sempoyongan), buta, lalu mati. Bebek saya yang mati sekitar 10an ekor," ujar pria yang memelihara 150 ekor bebek tersebut.
Adapun bebeknya itu, dipeliharanya secara liar di sebuah sawah di kawasan Bunutan, Desa Kedewatan, Ubud itu. Dasta mengatakan, matinya 10 ekor bebek tersebut sangat berdampak pada ekonominya. Sebab, rata-rata bebek yang mati tersebut sudah masuk dalam kisaran harga Rp 60-70 ribu per ekor. Bahkan dia mengungkapkan, temannya sesama peternah bebek yang menaruh bebek di sawah yang sama, semua bebek yang dipeliharanya mati. "Teman saya bahkan punya 200 bebek, semuanya mati," katanya.
Dasta saat ini sudah mulai bergairah lagi dalam memelihara bebeknya. Sebab sejak diberikan vaksin dan vitamin, bebeknya telah menunjukkan tanda-tanda sehat, meskipun belum 100 persen sehat. "Sekarang sudah mulai membaik, sudah mau makan sejak saya kasi vaksin dan vitamin. Beberapa juga sudah mulai bertelur. Vitaminnya saya beli di toko obat, harganya Rp 600 ribu yang kalau dipakai semua, cukup untuk memvaksin 200 ekor bebek," ujarnya.
Kepala UPTD Kesehatan Hewan Ubud-Payangan, Distanak Gianyar, Drh I Wayan Widnyana mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan virus apa yang menyerang bebek tersebut. Sebab terlebih dahulu harus diuji lab. Karena itu, pihaknya pun akan turun ke lapangan untuk mengambil sample bebek yang serang penyakit. "Terima kasih atas informasinya, akan kami tindak lanjuti segera," ujar Widnyana. (*)