Tahap berikutnya upacara tawur kesanga, atau upakara mecaru untuk nyomya watek bhuta kala agar menjadi bhuta hita. Sehingga mewujudkan kedamaian alam semesta (bhuana agung) dan alam manusia( bhuana alit).
Dengan maksud agar kehidupan alam semesta beserta isinya menjadi shanti,tenang,harmonis dan jagadhita.
"Tahap puncak ritualnya pada perayaan hari suci Nyepi dengan prosesi kegiatan melakukan Catur Brata Penyepian," sebutnya. Pada saat inilah umat Hindu nyepi atau nyipeng untuk merenung dan mulat sarira (introspeksi diri) serta tentang dari hal-hal yang dilaksanakan untuk koreksi diri agar pada tahun baru Saka ini muncul semangat baru, pikiran baru untuk masa depan yang lebih baik.
"Serta mengurangi bahkan menghilangkan pikiran, perkataan, dan perbuatan negatif dengan landasan ajaran Dharma/ajaran kebenaran ( ajaran agama Hindu ) yang sering disebut Tri Kaya Parisudha," jelasnya.
Akhirnya tibalah pada tahap terakhir dari rangkaian hari suci Nyepi, yaitu secara tradisional disebut hari suci Ngembak Geni. "Pada hari ini para umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memuja keagungan-Nya sebagai wujud syukur atas karunia-Nya telah melimpahkan kerahayuan dan kerahajengan.
Sehingga mencapai kebahagiaan lahir batin, baik di atas dunia, maupun di akhirat berdasarkan Dharma yang sering disebut dalam tujuan agama Hindu 'Moksartam Jagadhita ya Ca Iti Dharma'.
Di samping itu, pada saat hari suci Ngembak Geni ini para umat Hindu mekakukan 'Dharma Shanti' dengan keluarga besar, masyarakat, dan dengan para umat lain juga.
Sebagai wujud toleransi bahwa manusia itu sama bahkan diakui sebagai saudara 'Waisudewa Kutumbakam'. "Dalam kegiatan ini kita sebagai umat manusia saling mendoakan,mengucap syukur atas karunia-Nya dan sekalian silaturahmi serta saling maaf-memaafkan untuk memulai kehidupan yang lebih baik, lebih damai, lebih tenang sehingga terwujud keharmonisan bersama," ucapnya. (*)