TRIBUN-BALI.COM - Seorang bayi berusia 10 bulan di Kabupaten Klungkung, meninggal dunia akibat mengalami demam berdarah.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, bayi asal Kelurahan Semarapura Kangin mendapatkan perawatan intensif di ICU RSUD Klungkung.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, Ni Made Swapatni, menjelaskan, bayi tersebut diketahui sudah sakit sejak Kamis (23/3/2023) lalu. Sudah berobat ke dokter, kemudian pada Sabtu (25/3/2023) dilarikan ke UGD RSUD Klungkung.
Baca juga: Kisah Penderita DB di Klungkung, Demam Naik Turun, Tetap Paksakan Diri Ikut Ujian
Baca juga: Jelang Upacara Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih, Siswa SMPN 2 Rendang Ngayah Bersih-bersih
Baca juga: Dinas Perikanan Tabanan Kembangkan Program Mina Eduwisata
"Pasien pada tanggal 26 Maret 2023, diperiksa kembali dan diopname," ungkap Adi Swapatni, Kamis (30/3/2023).
Namun kondisi bayi tersebut tidak kunjung membaik, dan sempat mendapatkan penanganan di ICU.
Sayang nyawanya tidak tertolong, dan bayi perempuan tersebut meninggal dunia pada Senin (27/3/2023).
"Sudah sempat ditangani di ICU, namun tidak tertolong. Ini meninggalnya apakah karena murni demam berdarah atau ada penyebab lain. Karena tim medis melihat trombosit pasien belum terlalu drop," ungkap Adi Swapatni.
Meskipun demikian, Ni Made Adi Swapatni meminta masyarakat untuk terus mewaspadai demam berdarah, dengan menjaga kebersihan di lingkungannya.
Sosialisasi ini juga terus disampaikan, karena DB merupakan penyakit endemis yang bisa sewaktu-waktu mewabah di saat kondisi cuaca tidak menentu seperti saat ini.
"Kami tetap mengimbau masyarakat, masalah lingkungan adalah masalah bersama. Mari bersama-sama antisipasi demam berdarah dengan menjaga lingkungan, dan gencarkan pemberantasan sarang nyamuk," jelas Adi Swapatni.
Fatalnya kasus demam berdarah, juga karena sudah dibawa ke rumah sakit dalam kondisi cukup parah.
Sehingga jka memiliki keluarga mengalami demam lebih dari 3 hari, sebaiknya dibawa ke faskes terdekat untuk dilakukan cek laboratorium.
Jika ada mengarah ke demam berdarah, tim dari Dinas Kesehatan akan melakukan penyelidikan epidemidemiologi ke rumah pasien.
"Nanti akan ditindaklanjuti dengan fogging atau pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan pasien tersebut," jelas Adi Swapatni.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Klungkung, hingga bulan Maret 2023 ini sudah ada 272 warga terjangkit demam berdarah di Kabupaten Klungkung.
Dengan rincian pada bulan Januari sebanyak 101 orang, Februari 93 orang, dan hingga 30 Maret 2023 berjumlah 78 orang. (*)