Berita Karangasem

Dua Bocah di Karangasem Meninggal Dunia Dinyatakan Positif DBD, 50 Persen Desa Endemis DBD

Penulis: Saiful Rohim
Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI: Dua Bocah di Karangasem Meninggal Dunia Dinyatakan Positif DBD, 50 Persen Desa Endemis DBD

TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Dua pasien yang positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di Karangasem dinyatakan meninggal dunia.

Yakni UM (11) meninggal Sabtu 15 April 2023 dini hari,  sedangkan AP (14) meninggal empat hari sebelum memasuki bulan puasa.

Keduanya dari Br. Ujung Pesisi, Tumbu, Kecamatan Karangasem.

Kedua pasien meninggal di RSUD Karangasem, setelah mendapat prawatan medis.

Pasien dilarikan ke RS Karangasem saat kondisi sudah kritis.

Baca juga: Siswa SDN 2 Culik Karangasem Diserang Gerombolan Tawon, 2 Siswa Dilarikan ke UGD

Pasien sudah meengalami dengue shock syndrome (DDS), sedangkan kondisi badannya  dalam keadaan lemas.

Sementara trombosit pasien sudah menurun drastis.


Menurut pengakuan keluarganya, pasien UM demam mulai, Selasa (11/4).

Suhu  panasnya tinggi, sertai muntah - muntah.

Yang bersangkutan sempat dibawa ke dokter umum, tapi belum didiagnosis DBD.

Pasien hanya diberikan obat penurun panas.

Baca juga: Dinkes Gianyar Gencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk, DBD Telah Jangkiti 229 Warga di 2023

Berselang dua hari, kondisi UM mulai membaik dan panasnya mulai turun.


Namun sayangya hari Jumat (14/4), kondisi UM kembali memburuk, badan panas dengan suhu tinggi.

Yang bersangkutan akhirnya dilarikan ke RSUD Karangasem oleh keluarga.

Sesampainya di RSUD, UM sudah dalam kondisi lemas dan diperiksa dokter.

Akhirnya UM dirawat di ruang Intensive Care Unit  (ICU) karena positif DB.


Kepala Dusun Ujung Pesisi, Yatimin, mengaku, dua warganya meninggal lantaran positif DBD.

Gejala awalnya yakni demam dan sempat dibawa ke dokter praktik di Karangasem.

"Pertama AP meninggal sebelum puasa. Kalau UM meninggal, Sabtu. Kondisinya sudah kritis. Sudah dikubur," kata Yatimin, Minggu 16 April 2023.

Baca juga: Minggu Kesembilan Tahun 2023, DBD di Kota Denpasar Tembus 588 Kasus, 3 Anak Meninggal Dunia


Yatimin mengaku keluarga almarhum merasa terpukul dengan kejadian. Bersangkutan tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini.

Keluarga masih syok, seperti belum menerima.

Dikatakan UM bocah yang  duduk di bangku sekolah dasar dikenal ramah, berbakti kepada orang tua, dan suka  menolongi teman. 


"Sebelumnya memang sudah ada kasus DBD di Banjar Dinas Ujung Pesisi. Dari Maret  2023 sudah ada 7 kasus DBD yang ditemukan di Br. Ujung Pesisi. Dua orang meninggal. Sedangkan sisanya sudah sembuh. Tumben  ada warga (Ujung Pesisi) meninggal karena DB," imbuhnya.

Baca juga: Tangani Kasus DBD Dengan Metode Wolbachia, Badung Masih Tunggu Instruksi Kemenkes


Kabid Pelayanan RSUD Karangasem, I Komang Wirya, membenarkan kedua pasien meninggal positif karena DBD. Bersangkutan dibawa ke RSUD Karangasem saat kondisi sudah kritis, dan sudah dinyatakan dengue shock syndrome.

Dengan kondisi badan sudah lemas. Dokter sudah maksimal memberikan perawatan.


"Jumat pagi dilarikan ke RSUD Karangasem, kondisinya sudah kritis. Petugas memberikan penangganan maksimal. Tetapi kondisinya terus turun. Bersangkutan meninggal Sabtu dini hari sekitar pukul 00.30 wita," terang Wirya, spaan akrabnya.


Dengan adanya kasus ini, Komang Wirya mengimbau masyarakat untuk menerapkan prilaku hidup bersih.

Menguras bak, memastikan jentik tidak ada. Membuang sampah ditempatnya. Menjaga kebersihannya.

Seandainya ada genangan air harus segara diatas, agar jentik nyamuk  tidak berkembang biak.


"Kalau seandainya ada warga yang demamnya lama, segera diperiksakan ke RS biar mendapatkan pengobatan. Jika seandainya positif DBD agar segera dapat penangganan. Warga jangan sampai menunda untuk brobat,"imbuhnya


Untuk diketahui, kasus DBD di Kab. Karangasem Thn. 2023 terhitung dari Januari sampai Maret,

Dinas Kesehatan Karangasem menemukan sekitar 185 kasus.

Rinciannya Januari 67 kasus, Februari 59 kasus, sedangkan di Maret 49 kasus. Kasus mungkin akan terus meningkat. Mengingat cuaca berubah - ubah.


Untuk kasus DBD di Kab. Karangasem di tiga tahun terakhir terus  mengalami peningkatan. Contoh Januari 2021 ada kasus 28, tahun 2023 kasus 67, serta 2022 sebanyak 79 kasus. Februari 2021 ada 14 kasus, 2022 ada 60 kasus, dan 2023 sebanyak 59. Maret 2021 ada 22, tahun 2022 ada 59 kasus, dan Maret 59 kasus.


Untuk menekan jumlah daerah endemis dan kasus DBD, petugas dari Dinkes akan melakukan upaya semaksimal mungkin. Satu di antaranya mengaktifkan kembali  kelompok kerja (Pokja) DBD di Desa.

Minimal Pokja bisa memberi edukasi ke  masyarakat, mulai pemberantasan jentik, dan nyamuk dewasanya.


Selain itu mengelar fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Untuk jentiknya harus dibasmi dengan gerakan serentak pmberantasan sarang nyamuk (PSN). Pelaksanaannya harus libatkan masyarakat dan komponen lainnya. PSN sangat memberikan dampak yang sangat signifikan menangani kasus demam berdarah.


50 Persen Desa di Karangasem Masuk Endemis DBD


Dari 78 Desa dan Kelurahan di Kab. Karangasem, sebanyak 50 persen lebih msuk kategori daerah endemis DBD (Demam Berdarah Dengue).

Puluhan daerah dinyatakan endemis DBD lantaran ditemukan kasus tiap tahun. Jumlah kasusnya bervariatif, skitar 3 hingga 5 kasus tiap desa. Ada juga yang lebih dari 5 kasus.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengatakan, daerah yang dinyatakan endemis DB tersebar di beberapa Kecamatan di Karangasem.

Di antaranya Kecamataan Karangasem, Bebandem, Kubu, dan Manggis.

Status ini sifatnya kondisional sesuai kasus.


"Kasus di Karangasem masuk kategori endemis. Selama masih ada kasus, kemudian angka jentik masih tinggi. Sekitar 50 persen lebih desa yang berstatus endemis," kata Gusti Bagus Putra Pertama ditemui beberapa minggu lalu.


Pria asli Sidemen ini mengaku, tahun 2023 terhitung dari  Januari sampai Maret 2023,  Dinas Kesehatan Karangasem menemukan sekitar 185 kasus.

Rinciannya  Januari 67 kasus, Februari 59 kasus, sedangkn di Maret 49 kasus. Kasus mungkin akan terus meningkat. Mengingat cuaca sekarang berubah - ubah.


"Jadi untuk kasus DBD di Kab. Karangasem di tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Contoh Januari 2021 ada kasus 28, tahun 2023 kasus 67, serta 2022 sebanyak 79 kasus. Februari 2021 ada 14 kasus, 2022 ada 60 kasus, dan 2023 sebanyak 59. Maret 2021 ada 22, tahun 2022 ada 59 kasus,"imbuh Pertama.


Dari jumlah tersebut, terbanyak ditemukan di Kecamatan Karangasem. Seperti di Kelurahan Subagan, Padangkerta, Karangasem, dan Tumbu.

Selain itu ada juga di sekitar Bungaya Kangin, Culik, Kertamandala, Padang Bai, Manggis, Antiga, Bungaya, Tianyar, Purwakerti, hingga beberapa desa yang lain. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Karangasem

Berita Terkini