Berita Buleleng

155 Guru di Buleleng Lulus Jadi Guru Penggerak

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Fenty Lilian Ariani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika (1)

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sebanyak 155 guru di Buleleng dinyatakan lulus menjadi guru penggerak oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Mereka tersebar merata di setiap kecamatan.

Guru yang lulus sebagai guru penggerak ini pun didorong untuk mengimplementasikan kurikulum meredeka di sekolahnya masing-masing. 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng, Made Astika mengatakan, guru penggerak yang lulus ini merupakan angkatan ke lima dan ke tujuh.

Dengan rincian angkatan ke lima dari jenjang TK/Paud sebanyak lima orang, SD 22 orang, SMP 20 orang, SMA/SMK 27 orang serta SLB satu orang. Sementara angkatan ke tujuh dari jenjang TK/Paud lima orang, SD 27 orang, SMP 10 orang dan SMA/SMK 43 orang. 

Jumlah guru yang berhasil lulus ini diakui Astika cukup banyak.

Guru penggerak ini pun digarapkan bisa menhadi penyambung dalam pelaksanaan kurikulum merdeka.

"Dengan adanya guru penggerak, secara otomatis pelaksanaannya menjadi lebih cepat dan dipahami oleh para siswa. Ini amanat dari Kemendikbud juga," terangnya. 

Astika menjelaskan, selain mengimplementasikan kurikulum merdeka di masing-masing sekolah, guru penggerak ini juga wajib memiliki kemampuan menyusun perencanaan, merefleksikan serta mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada siswa.

"Makanya guru penggerak ini diberikan keistimewaan dapat diajykan menjadi kepala sekolah tanpa diklat," ujarnya. 

155 guru yang berhasil mengantongi sertifikat sebagai guru penggerak ini telah merata tersebar di kecamatan yang ada di Buleleng.

Berbeda pada 2021 lalu, guru penggerak lebih difokuskan pada Kecamatan Buleleng dan Seririt.

"Sudah merata sekarang. Meski sejauh ini memang Kecamatan Buleleng masih mendominasi," tandasnya. (*)

Berita Terkini