“Terkait 2 orang yang meninggal, suspek meningitis dengan penyakit penyerta/komorbid, serta salah satu hasil kultur darahnya negatif,” ujarnya.
Ariyuni mengatakan, berbagai langkah sudah dilakukan, baik dari Dinas Kesehatan maupun Dinas Pertanian yang sudah terintegrasi.
Mulai dari PHBS yaitu pengolahan makanan hingga pengawasan ternak oleh Dinas Pertanian.
Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat apabila mengolah makanan agar dimasak dengan higienis dan matang.
Hal tersebut disambut positif Ketua GUPBI (Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia) Bali, I Ketut Hari Suyasa.
Dia mengatakan, semenjak merebaknya berita meningitis, masyarakat mengeklaim daging babi penyebabnya. Sedangkan meningitis sendiri dapat disebabkan oleh banyak faktor bukan dari babi saja.
Dirinya berharap kepada pihak berwenang agar ketika ditemukan meningitis, tidak serta merta mengaitkannya dengan konsumsi babi, sampai memang betul terbukti disebabkan oleh babi. Karena hal tersebut mengganggu perputaran ekonomi peternakan yang ada di Bali. (*)