"Mari bersama sama mengantarkan IHGMA Bali to the Next Level sebagai Epicentrum Hospitality and Tourism in Bali, menjadi katalisator dalam menciptakan sustainability leadership. Dan mewujudkan transformasi pariwisata dari leading sector menjadi trans sector dengan wajah pariwisata yang lebih membumi, memberikan lebih banyak manfaat yang berkelanjutan serta memperkokoh eksistensi dan rekognisi profesi general manager dan SDM lokal," ucapnya.
Wagub Cok Ace, menaruh harapan besar pada IHGMA ke depannya.
"Karena di pundak mereka, hotel dan seluruh isinya berada. Sedangkan PHRI kan hanya pemilik saja, dan kadang belum tentu stay di Bali," sebutnya.
Wagub Cok Ace mencontohkan, salah satunya saat pandemi Covid-19 bisa dilewati dengan baik dan damai oleh para anggota member IHGMA.
Tentunya ini menjadi hal baik yang perlu dipertahankan.
Walau demikian, Wagub Cok Ace juga ingin menyadarkan para GM hotel yang belum bergabung dalam naungan IHGMA.
Panglingsir Puri Ubud ini mengingatkan pentingnya berasosiasi sebagai seorang pekerja profesional.
"Dengan bergabung di bawah IHGMA, maka jika semisal kebijakan pemerintah atau pembahasan permasalahan bisa lebih cepat disosialisasikan," tegasnya.
Mengenai hal ini Yoga Iswara juga setuju.
"Tantangan ke depan banyak, dan butuh pikiran untuk mencari solusi baik jangka pendek maupun jangka panjang," tegasnya.
Tentunya jika para GM hotel bergabung dengan IHGMA, maka juga mampu berkontribusi dalam dunia pariwisata secara positif dan langsung.
Berdasarkan catatan kasarnya, member IHGMA baru sekitar 200an, sementara properti pariwisata di Bali lebih dari 500an.
"Tentu kami berharap mereka bisa bergabung semua," tegasnya.
Mengenai tenaga GM hotel di Bali pun, kata Yoga Iswara, sudah mulai seimbang antara GM hotel asli lokal dan tenaga asing.