TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Musim kemarau datang. Petani Tabanan pun menyiasati musim tanam padi dengan menggilir air.
Hal itu seiring dengan menurunnya debit air untuk proses tanam di Kabupaten Tabanan.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, Drh., Ni Nyoman Ria Wati, mengatakan, bahwa dari laporan sentra produksi pertanian Tabanan, memang tidak ada petani yang tidak bisa berproduksi di musim kemarau ini.
Namun, jadwal tanam padi mengalami penambahan waktu dari biasanya. Hal itu dikarenakan menurunnya debit air yang akhirnya dilakukan pola gilir air.
“Tanam padi tetap. Tapi memang disiasati penggiliran air karena debit kecil. Dan waktu tanam juga ditambah satu bulan menunggu giliran pemanfaatan air,” ucapnya Rabu 30 Agustus 2023.
Menurut dia, sistem gilir air ini selalu digunakan oleh subak di Kabupaten Tabanan dalam menyikapi musim kemarau.
Akhirnya, musim tanam padi tidak serempak dalam waktu yang bersamaan.
Akan tetapi, Distan juga tidak mendata rinci subak mana saja yang menggunakan pola tersebut saat ini.
“Kami tidak mendata rinci mana saja subak yang menggunakan sistem itu,” ungkapnya.
Di hal lainnya, sambungnya, sejumlah subak yang sempat mengalami tunda tanam padi akibat proyek perbaikan irigasi.
Kini, beberapa sudah mulai bersiap mengolah lahan untuk bisa ditanami padi pada awal bulan September nanti.
Salah satunya, sejumlah petani yang ada di Kecamatan Selemadeg. Yakni, tunda tanam padi terjadi di Subak Andel Dewa seluas 90 hektar.
Baca juga: Gelar Apel Siaga KTT ke-43 ASEAN, Dirut PLN: Kami Siapkan Sistem Pengamanan Kelistrikan Berlapis
Baca juga: Pasca Penggrebekan, Staf Marina Suite Denpasar Sebut Tak Ada Tamu Selama Sebulan Belakangan
Akibat perbaikan irigasi ada ratusan hektar lahan subak sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Tabanan harus mengalami tunda tanam yang mestinya dilakukan pada bulan Agustus, terpaksa mundur dilakukan pada bulan September dan Oktober mendatang.
“Tiga kecamatan yang sebelumnya tunda tanam ini di Kecamatan Penebel, Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Selemadeg,” bebernya. (*).