AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Kasus gigitan hewan penular rabies di Karangasem meningkat drastis. Dari Bulan Januari sampai Juli 2023, tercatat sebanyak 4.469 kasus gigitan.
Kasus gigitan masih didominasi anjing, sedangkan gigitan kucing hanya ada beberapa.
Kasus ini tersebar di seluruh Kecamatan.
Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengatakan, peningkatan gigitan hewan penular rabies cukup signifikan.
Kasus gigitan di tahun 2022 capai 4.555 kasus, sedangkan 2023 sampai Bulan Juli sudah capai 4.469 kasus.
Kasus gigitan berpotensi alami peningkatan di Tahun 2023.
Seandainya di kalkulasi, kasus gigitan hewan penular rabies tahun 2023 rata - rata sebanyak 21 kasus perhari.
Sedangkan tahun 2022, kasus gigitan rata -rata hanya 12 kasus perhari.
"Kasus gigitan alami peningkatan sejak Juni 2023. Perkiraan akan terus mengalami peningkatan,"prediksi Gusti Putra Pertama.
Pejabat asal Kecamatan Sidemen berharap masyarakat serta desa memperkuat proses pencegahan. Sehingga kasus gigitan di tekan.
Seperti contoh warga yang mempunyai hewan peliharaan untuk di jaga dan tak diliarkan.
Supaya hewan tak terjangkit rabies, serta mengigit masyarakat yang melintasi jalan
"Untuk mengatasi masalah ini memang harus dari bawah. Seandainya ada peraturan yang mengatur, kemungkinan kasus gigitannya bisa ditekan. Kita berharap desa bisa membuat peraturan serta pencegahan,"akuinya.
Ditambahkan, stok VAR untuk manusia yang digigit masih aman. Masih ada sekitar 2 ribu dosis.
"Kalau stok VAR menipis, Pemerintah Kabupaten akan meminta ke Provinsi. Makanya masyarakat harus proaktif lakukan pencegahan.Jangan biarkan hewan peliharaan berkeliaran di luaran,"harap Pertama