Berita Gianyar

Mahayastra Tanggapi Soal Lonjakan Beras, Sebut Malah Untungkan Petani di Gianyar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Beras - Bupati Gianyar, Mahayastra mengatakan, persoalan lonjakan harga beras merupakan persoalan nasional. Namun berbicara keuntungan dari kenaikan harga beras yang rata-rata Rp 4.000 per Kg, Mahayastra menyebut petani Gianyar cukup diuntungkan. Sebab, Gianyar merupakan salah satu daerah penyokong beras di Bali.

TRIBUN-BALI.COM - Bupati Gianyar, Mahayastra mengatakan, persoalan lonjakan harga beras merupakan persoalan nasional.

Namun berbicara keuntungan dari kenaikan harga beras yang rata-rata Rp 4.000 per Kg, Mahayastra menyebut petani Gianyar cukup diuntungkan.

Sebab, Gianyar merupakan salah satu daerah penyokong beras di Bali.

"Penyuplai beras terbesar di Bali adalah Tabanan dan Gianyar. Jumlah riil lahan pertanian kita 7.800 hektare. Namun kita bisa 5 kali panen dalam 2 tahun. Dan panen kita 2,5 kali per tahun. Artinya, luas tanam kita di atas 90 persen. Semua bisa menanam padi, kita surflus 40 ribu ton," katanya. 

"Secara umum, petani kita diuntungkan. Tapi standar harga dari pemerintah itu tetap kita harus jaga. Sehinga kebutuhan pokok masyarakat bisa terpenuhi," ujarnya.

Baca juga: Mahayastra Rancang APBD Induk 2024 Gianyar Sebesar Rp 2,7 Triliun Pada Akhir Jabatannya, Dewan Hadir

Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Dapur Darti di Kecamatan Manggis Karangasem

Bupati Gianyar, Mahayastra mengatakan, persoalan lonjakan harga beras merupakan persoalan nasional. Namun berbicara keuntungan dari kenaikan harga beras yang rata-rata Rp 4.000 per Kg, Mahayastra menyebut petani Gianyar cukup diuntungkan. Sebab, Gianyar merupakan salah satu daerah penyokong beras di Bali. (Istimewa)

Langkah yang harus dilakukan dalam menekan inflasi, kata dia, adalah menggelar operasi pasar murah. Namun dikarenakan Selasa ini, merupakan hari terakhirnya memimpin Gianyar. Maka iapun akan menitipkan pesan pada PJ Bupati Gianyar untuk menindaklanjuti.

"Biasanya untuk menanggulangi ini dilakukan dengan operasi pasar. Namun, agar tak bermasalah dengan pedagang beras. Maka pedagangnya yang digandeng untuk menyediakan beras dalam operasi pasar murah ini.

Kita akan berikan masukan pada PJ Bupati untuk hal ini. Karena dari dulu kita terbiasa melakulan itu. Jadi kita lakukan operadi pasar lewat pedagang-pedagang yang hidup matinya di situ.

Karena mereka memiliki jasa dari dulu pada daerah untuk menjaga kestabilan harga. Jangan sampai mereka dilupakan. Pedagang beras hampir di setiap desa adat. Kita berdayakan mereka," ujar Mahayastra. (*)

Berita Terkini