Berita Karangasem

Kebakaran Hutan di Lereng Gunung Agung, Api Muncul di Banyak Titik dan Menyebar Cepat

Penulis: Saiful Rohim
Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEBAKARAN HUTAN - Hutan di lereng Gunung Agung wilayah di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem terbakar, Rabu (27/9). 

TRIBUN-BALI.COM  - Hutan Gunung Agung di bagian timur, tepatnya wilayah Banjar Bantas, Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali terbakar, Rabu (27/9). Api muncul lebih dari satu titik, menjalar cepat dari berbagai arah karena tertiup angin.

Pemadaman belum bisa dilakukan, lantaran lokasi kebakaran berada di atas lereng gunung dengan medan yang terjal. Pemadaman dilakukan secara manual oleh petugas pemadam kebakaran, Polisi, TNI, BPBD, juga warga.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Karangasem, I Made Agus Budiasa mengatakan, pemadaman belum  bisa dilakukan karena akses ke lokasi begitu sulit. "Mobil sudah mencoba ke lokasi, tapi tak bisa. Sementara kami lakukan cara manual membuat sekat," jelas Budiasa.

kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karangasem, Putu Eka Putra Tirtana mengatakan, api masih menjalar dan kebakaran berpotensi meluas. "Kami membuat sekat agar api tidak meluas. Kami koordinasi  dengan Pemprov Bali," jelasnya.

Baca juga: Institut Desain dan Bisnis Bali Menerima 89 Mahasiswa dari 57 Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia

Baca juga: Pemkab Jembrana Gelar Upacara Melabuh Gentuh Uncal Balung di Pantai Taman Ujung Perancak

KEBAKARAN HUTAN - Hutan di lereng Gunung Agung wilayah di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem terbakar, Rabu (27/9).  (Istimewa)

Sementara itu, kawasan hutan lindung Belongan Bekul di wilayah Banjar Alengkong, Desa Songan, Kintamani juga kebakaran. Api merembet dari wilayah Kabupaten Karangasem. Kebakaran juga terjadi di kawasan hutan Munduk Nyam wilayah Desa Pinggan, Kintamani. Api menjalar dari wilayah Dusun Gretek, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Petugas Damkar Bangli kerap kesulitan memadamkan api saat terjadi kebakaran hutan. Penyebabnya karena peralatan yang belum memadai dan minimnya sumber air. Dalam pemadaman api saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Gunung Batur Kintamani, petugas dihadapkan berbagai kendala.

"Sumber air sangat terbatas di lokasi sekitar. Dalam pemadaman kami memang membawa empat tangki suplai air, dengan kapasitas total 16.000 liter. Tapi setelah itu habis, kami kebingungan cari sumber air," ujar Kepala Bidang Damkar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli, Dewa Gede Wirawan.

Memang lokasi kebakaran terbilang dekat dengan Danau Batur. Namun tangki penghisap tidak bisa menjangkau bibir danau. Jadi perlu membuat bak penampungan air di wilayah Gunung Batur. Lokasi ideal dekat Pos Perhimpunan Pramuwisata Pendakian Gunung Batur (P3GB). "Paling tidak di sana dibangun satu bak penampungan berupa ground tank karena jarak terdekat apabila butuh pasokan air," ucapnya.

Dia menjelaskan, lokasi lainnya yang juga perlu pembangunan bak penampungan air adalah di wilayah Banjar Serongga, Desa Songan. Di wilayah tersebut terdapat lahan pertanian yang cukup luas. "Kalau memungkinkan, PDAM memasang satu unit hidran di jalur Kintamani-Penelokan. Karena di lokasi tersebut juga pernah ada kejadian kebakaran. Saat itu penanganan kebakaran disuport oleh mobil tangki warga," katanya. (ful)



 

Berita Terkini