TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Polresta Denpasar mengungkap kasus kematian ASN, mahasiswa asal Medan yang meninggal dunia di Bali.
Dokter Forensik RS Bhayangkara Medan, dr Ismu Rizal mengatakan, pihaknya berkesimpulan ASN tewas akibat gantung diri.
“Kami memiliki kesimpulan bahwasanya korban (ASN) meninggal akibat mati gantung,” kata dr Ismu yang hadir dalam jumpa pers di Polresta Denpasar, Rabu 13 Desember 2023.
Jumpa pers itu dihadiri Kapolresta Denpasar Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, satu dokter dari RS Bhayangkara Medan, dan dua dokter dari RSUP IGNG Ngoerah.
Baca juga: Saudara Kembarnya Ikut Akhiri Hidup Bersama Orangtua, Begini Nasib K yang Kini Hidup Sebatang Kara
Dokter Ismu mengatakan, pihaknya tak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh ASN, selain pada bagian leher.
Pada leher ASN, dokter forensik RS Bhayangkara Medan mendapati jejak melingkar di leher ASN.
Sementara di bawah telinga kiri ASN, ditemukan adanya ruang kosong dengan bekas serupa dengan abjad V terbalik.
Saat diterima RS Bhayangkara Medan, jenazah ASN telah membusuk dan dalam keadaan telah diformalin.
Disinggung soal kantung zakar ASN yang membengkak, dia mengatakan hal itu terjadi lantaran adanya gas akibat proses pembusukan.
“Jenazah memang sudah mengalami proses pembusukan dan sudah diformalin. Pembesaran pada kantung buah zakar. Kami buka, jumlahnya lengkap. Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Itu berisi gas-gas pembusukan,” jelas dr Ismu Rizal.
Senada dengan dr Ismu Rizal, dokter forensik RSUP IGNG Ngoerah dr Dudut Ristiadi mengatakan, pihaknya menemukan adanya luka lecet tekan yang mengitari leher ASN.
Arahnya, kata dia, dari kanan bawah ke kiri atas.
Arah tersebut dikatakan menandakan adanya berat badan yang berperan “aktif”. Bukan tali. Bila tali yang berperan aktif, maka arah luka lecet dikatakan mendatar.
Dalam kasus gantung diri, dr Dudut mengatakan berat badan yang memiliki peran aktif.
ASN diduga mengidap depresi. Hal ini dipaparkan dokter psikiatri, Dr Lely Setyawati Kurniawan SpKJ dalam jumpa pers di Polresta Denpasar, Bali.
Lely membeberkan percakapan (Chat) ASN pada 21 Maret 2023 lalu bersama sang pacar yakni:
“Aku nggak bosan sama kamu, aku mau terus kamu. Ini semua bukan tentang kamu. Ada yang salah di diriku. Aku nggak tahu apa ini tapi aku selalu cemas. Aku pingin semua baik-baik saja. Tapi nggak pernah sesuai dengan keinginan.”
Analisis Lely, yakni ASN sebetulnya ingin berbuat lebih baik lagi. Namun selalu tidak berhasil dan terus merasa bersalah.
Hal ini dikatakan sebagai salah satu ciri depresi.
“Kalimat yang panjang itu, kita bisa menyimpulkan bahwa saudara ASN sebetulnya ingin berbuat lebih baik lagi. Tapi tidak berhasil dan terus dikejar rasa bersalah. Itu salah satu ciri terjadinya gangguan depresi,” ungkap Lely.
Masih di tanggal yang sama, ASN juga sempat mengaku telah menyerah dengan hidupnya.
“Nggak tahu lah. Kamu aja yang menilai. Aku juga udah nyerah dengan hidupku.”
Perasaan merasa tidak berharga, juga menjadi salah satu pertanda depresi.
“Itu suatu kalimat bahwa perasaannya merasa dirinya tidak berharga lagi. Jadi suatu ungkapan putus asa dari korban. Itu juga salah satu pertanda depresi,” ujar Lely.
Selain depresi, ASN juga dikatakan sempat beberapa kali ingin mengakhiri hidup.
Mulanya, percakapan ASN dengan sang kekasih berujung pada dugaan depresi.
Namun percakapan tersebut mulai menyinggung langkah ASN yang ingin mengakhiri hidup.
Pada Mei 2023, ASN sempat menyinggung ingin mengakhiri hidup. Namun hal itu bukan lantaran faktor pekerjaan.
Ada pun percakapan ASN dengan sang kekasih yakni: “Aku nggak tahu beb. Bukan karena kerja. Tapi aku memang nggak kuat selama ini bunuh diri. Aku nggak kuat selama ini bunuh diri. Aku nggak kuat. Emang selama ini bunuh diri cuma ada di pikiranku. Tapi suatu saat aku bakal ngelakuin itu. Pasti.”
“Aku di luar saja sok pura-pura kuat. Bercanda, sok paling nikmat jalanin hidup. Tapi sebenarnya aku yang paling mau mati. Aku aneh. Bahkan keluarga nggak bisa menahan keinginanku buat bunuh diri.”
Analisis Lely, yakni keinginan untuk mengakhiri hidup memang telah ada di pikiran ASN kala itu, beberapa bulan sebelum ditemukan meninggal dunia.
“Kita bisa melihat bahwa ingin bunuh dirinya ASN ini sudah cukup lama. Beberapa bulan sebelum ditemukan meninggal,” jelas Lely.
Bahkan, dalam penggalan percakapan itu, ASN mengaku keputusannya untuk mengakhiri hidup telah bulat. Hanya saja, masih menunggu waktu.
Ada pun penggalannya yakni: “Keputusanku sudah bulat. Tinggal tunggu waktunya saja.”
Bagi Lely, kalimat itu menyatakan ASN telah mantap untuk mengakhiri hidupnya.
“Itu lebih menegaskan lagi bahwa dia benar-benar ingin mati,” ungkap Lely.
Yang menarik perhatian Lely, yakni adanya pernyataan ASN yang mengatakan ada seseorang di dalam dirinya yang berusaha menutupi keinginan ASN.
“Aku bisa saja bergaul. Tapi ada orang di dalam diriku yang gak mau itu ada. Orang yang menutup aku biar bisa berguna bagi orang lain. Dan aku nggak tau berguna ini gimana. Aku sudah berusaha.”
Dalam Psikiatri, kata Lely, hal ini merupakan suatu gangguan jiwa berat.
Dia mengistilahkan hal ini dengan Thought of Insertion yang mengakibatkan delusion of control.
Masih di bulan Mei 2023 lalu, ASN sempat mengatakan, dirinya telah menahan beban yang dibawanya selama puluhan tahun.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas mengatakan, ada seseorang dengan ciri-ciri mirip ASN membeli tali di salah satu toko bangunan, 13 September 2023 lalu.
“Perlu kami sampaikan kepada rekan-rekan media bahwa kami sudah melakukan pemeriksaan saksi. Salah satu saksi, pemilik toko bangunan, dimana ciri-ciri yang sama atau mirip dengan korban sekira 13 September siang, masuk ke dalam toko dan membeli tali,” ungkapnya.
Seperti diketahui, jenazah ASN ditemukan tergantung di depan pintu dalam kamar kosnya.
Selain itu, ditemukan pula galon di dekat jenazah ASN.
Kapolresta Denpasar menduga, galon itu dipakai ASN sebagai pijakan sebelum mengakhiri hidup. (mah)
Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Kumpulan Artikel Bali