TRIBUN-BALI.COM - Rasa duka yang mendalam teraut dari wajah I Komang Suardana (48).
Ia merupakan adik kandung dari Ni Made Sutarini (55) yang menjadi korban pembunuhan tragis hingga dimutilasi di wilayah Malang, Jawa Timur.
Komang Suardana meneteskan air mata, saat mengenang sang kakak yang meninggal dengan cara tragis dari suaminya.
Menurutnya, pelaku pembunuhan selama ini dikenal sosok yang tempramental.
"Saya dulu pernah bekerja di Surabaya. Waktu saya di Surabaya, sering kakak saya (Sutarini) dipukuli oleh suaminya, sampai disundut dengan rokok," ujar Suardana saat ditemui di kediamannya di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung, Selasa 2 Januari 2024.
Menurut Suardana, Sutarini sudah sejak lama ingin melapor ke polisi, namun hal itu urung dilakukan karena anak-anaknya masih kecil.
Bahkan sampai kedua anaknya dewasa, Sutarini masih kerap mendapatkan perlakuan kekerasan hingga disekap dari suaminya.
Sehingga Sutarini lebih memilih tinggal bersama kerabatnya di Surabaya dna jarang pulang ke Malang.
"Kedua anaknya (Sutarini) bahkan lebih sering bersama ibunya. Sekarang anak yang pertama kerja di Singapore, yang kedua jadi teknisi di rumah sakit di Badung," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Suami Mutilasi Istri di Malang, Bagian Tubuh Korban Ditemukan di Dalam Ember, Ini Motif Pelaku
Ia mengatakan, jenazah Sutarini akan diupacarai secara Hindu.
Meskipun Sutarini sempat memeluk agama Kristen setelah menikah dengan suaminya, James Loodewyk Tomala asal Manado.
Suardana beserta kakak tertuanya, Ni Wayan Suarini Selasa 2 Januari 2024 akan berangkat ke Malang untuk membawa tirta di sanggah dan kawitan untuk upacara pengabenan Made Sutarini.
Rencananya jenazah Sutarini akan diaben oleh PHDI Malang, Rabu 3 Januari 2024.
Sebelumnya diberitakan, Ni Made Sutarini menjadi korban pembunuhan tragis di Malang, Jawa Timur, 30 Desember 2023.
Ia dibunuh dan dimutilasi oleh suaminya, James Loodewyk Tomala. (mit)