TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kemacetan yang terjadi di Bali pada libur Natal dan Tahun Baru 2023 lalu disinyalir Kementerian Perhubungan karena parkir pada toko oleh-oleh yang menampung kendaraan di luar kapasitasnya.
Kementerian Perhubungan, Budi Karya Sumadi pun meminta kepada Kapolda Bali agar menegur pelaku usaha oleh-oleh tersebut.
“Memang benar apa yang disinyalir (menjadi penyebab kemacetan, Red), toko oleh-oleh ya diomongin baik-baik gitu. Logikanya itu ya kalau satu tempat punya kapasitas parkir 10 kendaraan jangan menampung 20,” kata Menhub, Budi Karya Sumadi di Kabupaten Badung, Minggu.
Mengenai hal tersebut, Junior CEO Pabrik Kata-Kata Joger, Armand Setiawan mengatakan, ketika mulai merancang toko oleh-oleh di Kuta pada tahun 80-an akhir, owner Joger sudah menyiapkan areal parkir mundur 30 meter dari ass Jalan Raya Kuta.
Baca juga: Macet Parah di Bali, Pelaku Pariwisata Minta Bali Bangun Flyover
“Kemudian beberapa waktu lalu sebelum Covid-19. Kami sudah selesai membangun gedung baru di belakang Joger dengan fasilitas parkir seluas 2.000 meter. Terkait macet kemarin itu eksess dari penumpukan, karena banyak pihak yang kangen dengan Bali,” katanya, Selasa 2 Januari 2024.
Upayanya untuk mengurai kemacetan di Joger selain menyiapkan lahan parkir, juga mengimbau anggota keluarga untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, agar tidak ikut menambah kemacetan.
“Problem utamanya dari kaca mata saya pribadi adalah budaya berlalulintas kita yang tidak mengizinkan atau membiarkan kendaraan bermotor keluar dari titik-titik pertemuan jalan. Semasa hidup saya di luar negeri, sebut Australia, jika ada pengendara kendaraan yang menghalangi titik pertemuan jalan (perempatan jalan) mereka langsung ditilang,” imbuhnya.
Ia juga memberikan rincian data rata-rata per hari untuk kendaraan roda empat yang masuk ke Joger sebanyak 311 kendaraan dan kendaraan roda dua rata-rata per hari 123 kendaraan.
Data tersebut merupakan data tiga hari sejak tanggal 22 Desember sampai 24 Desember 2023 sebelum Hari Natal.
Kemudian pada saat tanggal 25 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024 untuk kendaraan roda empat rata-rata per hari 243 kendaraan, dan kendaraan roda dua rata-rata per hari 127 kendaraan.
“Intinya kita optimal, tapi pengunjung lebih galak. Termasuk juga dengan menyiapkan tempat di TEMAN Joger Luwus Baturiti Tabanan. Dengan parkir yang lebih luas. Tapi karena imbas dari macet, banyak wisatawan yang enggan mampir ke TKP. Karena macet,” bebernya.
“Pemerintah sudah relatif optimal. Harapannya mungkin aturan-aturan bisa dipertegas, trafict light mungkin salah satu solusi. Harus duduk bersama. Kami juga selaku masyarakat Bali prihatin di satu sisi, tapi senang di sisi yang lain karena wisatawan kembali ke Bali,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta mengatakan sudah berkomunikasi dengan manajemen toko oleh-oleh yang disinyalir menjadi penyebab kemacetan beberapa waktu lalu di Bali.
“Kami sudah komunikasikan manajemen (toko oleh-oleh) supaya mereka tidak sampai meluap itu saja dari kita. Kalau parkir keluar (jalan) mestinya pelanggaran. Sanksi paling sanksi parkir. Nanti kami lihat, belum ada hasil evaluasi. Semoga tidak ada masalah lagi,” ucap, Samsi.
Kementerian Perhubungan meminta Dishub Bali untuk melakukan persiapan koordinasi seluruh stakholder dan persiapan shuttle bus.
Untuk penggunaan shuttle bus sudah berjalan dan rencananya akan digunakan sampai arus balik mudik Natal yakni 3 Januari 2024.
Kumpulan Artikel Bali