Mereka sangat antusias mendengarkan penyampaian narasumber dari UNUD, PLKB, dan Bidan setempat.
Jumlah peserta sosialisasi 42 orang, dari seka teruna - teruni 27 orang dan kader desa 15 orang. Karakteristik umur peserta, paling tua adalah 29 tahun, dan muda 15 tahun. Riwayat pendidikan sebagian SLTA
"Hasil evaluasi yang dilakukan terkait Komunikasi, Informasi,berserta Edukasi (KIE) menunjukkan bahwa 70 persen peserta sudah pernah mendengar tentang fenomena stunting dan 30 persen tak pernah mendengar. Sumber infonya dari media online,"tambahnya.
Sedangkan sumber offline seperti dari kader posyandu, PLKB, dan penyuluh tingkat banjar menjadi sumber penting informasi tentang stunting.
Hasil evaluasi menunjukkan, sekitar 96 persen peserta KIE meningkat pengetahuannya tentang stunting setelah ikut KIE. Dan generasi muda lebih paham stunting.
Generasi muda termotivasi untuk ikut mencegah stunting pasca dilaksanakan KIE.
Satu diantaranya dengan melakukan perencanaan keluarga.
Seluruh peserta telah memahami bahwa melaksanakan perencanaan keluarga adalah satu satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah stunting pada keluarga.
"Kesimpulannya, KIE yang dilakukan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang peran yang dapat dilakukan dalam mencegah stunting. Kemudian mempengaruhi sikap mereka sehingga mereka setuju atau bersedia ikut mencegah stunting melalui perencanaan keluarga nantinya,"imbuhnya.
KIE yang dilakukan mempu merubah knowledge, attitude, dan practice (KAP) para generasi muda untuk berusaha melaksanakan pencegahan stunting di Desa Abang. Kegiatan ini juga berusaha menanamkan ke generasi muda bahwa peran mereka sangat penting dalam cegah stunting lewat perencanaan.
"Hasil evaluasi menunjukkan 96 persen menyatakan bahwa mereka nanti saat akan menikah, serta merencanakan waktu dengan matang. Kesiapan dari berbagai segi jadi penting, sehingga kelahiran anak juga direncanakan, serta kualitas anak jadi lebih baik dibandingkan dengan jika tak direncanakan,"jelasnya.(*)