Harga Beras di Bali

Harga Beras Melonjak, Masyarakat Lebih Minat Konsumsi Jenis Premium dengan Harga Rp 17 ribu per Kg

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Fenty Lilian Ariani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekda Buleleng Gede Suyasa soal harga beras melonjak

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Harga beras hingga saat ini masih melonjak. Pemerintah melalui Bulog  telah berupaya untuk membantu masyarakat dengan menghadirkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga yang terjangkau.

Namun masyarakat lebih berminat untuk mengonsumsi beras jenis premium.  

Menurut data dari Disdagperinkop UKM Buleleng per Selasa (5/3) beras premium di pasaran dijual seharga Rp 17 ribu per kilogram.

Harga jual tersebut berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan yaitu Rp 13.900 per kilogram.

Sementara harga beras medium dijual seharga Rp 15 ribu per kilogram, juga berada di atas HET yang ditetapkan yaitu Rp 10.900 per kilogram. 

Sekda Buleleng Gede Suyasa mengatakan, tingginya harga beras ini terjadi karena permintaan cukup tinggi khususnya selama hari raya Galungan, Kuningan dan Nyepi. Sementara pasokannya menipis sebab rata-rata petani lokal baru melakukan panen raya pada akhir Maret mendatang.

Selain itu hasil panen beberapa waktu lalu juga sempat menurun karena dampak fenomena El Nino, yang membuat banyak sawah mengalami gagal panen. 


"Kebutuhan beras selama hari raya tinggi sementara panen juga sempat berkurang karena dampak El Nino sehingga praktis terjadi lonjakan harga. Petani lokal kita baru melakukan panen pada akhir Maret mendatang, sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat beras harus didatangkan dari luar daerah," jelasnya. 

Suyasa menyebut, pemerintah melalui Bulog telah berupaya mendistribusikan beras SPHP dengan harga yang lebih terjangkau, yakni sebesar Rp 10.900 per kilogramnya.

Namun masyarakat kelompok menengah di Buleleng cenderung memilih untuk mengonsumsi  beras jenis premium.

Padahal Suyasa menegaskan beras SPHP ini tergolong beras premium, hanya saya tidak diberi label premium pada kemasannya. 

Baca juga: Golkar Bali Digoyang Badai, 1 Kursi DPR RI Amblas, Demer Jawab Isu Suara Pecah Karena Sugawa Korry

"Konsumsi masyarakat terhadap beras masih di tingkat premium. Padahal SPHP sesungguhnya adalah beras premium. Seadanya masyarakat kelompok menengah bersedia menikmati beras SPHP tentu harga beras jenis lain bisa dikendalikan," terangnya. 

Ditambahkan Suyasa, stok beras SPHP di Buleleng dipastikan cukup hingga hari raya Idul Fitri mendatang. Dimana Bulog telah mendistribusikan beras SPHP sebanyak 52 ton tersebar di 67 retailer, 18 Toko Pangan Kita (TPK) serta 5 toko pengecer.

Ia pun berharap masyarakat tidak ragu untuk mengonsumsi beras SPHP, karena memiliki kualitas yang baik.

"Silakan dimasak, kualitasnya akan kelihatan," katanya. 

Selain beras, harga telur ayam ras juga naik. Saat ini harga telur ayam mencapai Rp 30.400 per kilogram.

Sementara harga HET yang ditetapkan Rp 23.000 per kilogramnya.

Kenaikan ini terjadi lantaran Buleleng bukan penghasil telur ayam ras, sehingga pasokannya sebagian besar didatangkan dari daerah luar. 

Suyasa mengklaim Perumda Pasar dan Perumda Swatantra sedang berupaya menyerap telur dari Bangli dan Tabanan, serta memberikan subsidi agar harga dapat ditekan.

"Dua perusahaan daerah sedang kerja keras termasuk memberikan subsidi untuk menekan harga," tandasnya.(*)

Berita Terkini