Hal ini karena puasa Arafah merupakan ibadah yang ghairu maqshudah (ibadah yang tidak ada maksud khusus, yang penting dilaksanakan pada suatu waktu tertentu).
Sehingga ketika seseorang membayar utang puasa bertepatan dengan hari Arafah maka ia sekaligus mendapatkan pahala puasa ‘Arafah.
Adapun puasa qadha’ diniatkan sebagai puasa Syawal ketika dilakukan di bulan Syawal kebanyakan ulama tidak membolehkan.
Hal ini karena puasa qadha’ adalah termasuk ibadah wajib yang maqshudah (ibadah yang memiliki maksud khusus) dan puasa Syawal juga merupakan ibadah yang memiliki maksud khusus.
Apalagi ibadah puasa enam hari Syawal merupakan ibadah yang mengiringi puasa Ramadhan itu sendiri.
(*)