TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini sedang melanda Bali.
Imbauan tersebut dikemukakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr Imran Pambudi MPHM merespons kasus DBD yang menuai sorotan media asing, Dailymail, pada pertengahan April 2024 mengenai seorang wanita wisatawan asal Queensland, Australia, yang terdiagnosis DBD dalam 10 hari kunjungannya ke Bali.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno pun angkat bicara menanggapi kasus tersebut.
"Kepada wisatawan mohon hati-hati karena DBD ini kasusnya meningkat setiap harinya," ujar Menparekraf Sandiaga, seusai menghadiri kegiatan penutupan IP Branding Project Bali, di Padma Resort Legian Badung, Jumat 19 April 2024.
Baca juga: BNNK Gianyar Lakukan Test Urine Ke Sopir Pariwisata
Sandiaga juga mengatakan, terdapat sejumlah anggota keluarganya terjangkit DBD.
"Beberapa anggota keluarga saya yang ada di Jakarta dan Bali terkena DBD," ucap Menparekraf Sandiaga.
Dirinya meminta kepada stakeholder terkait untuk menangani dengan cepat temuan adanya wisatawan mancanegara yang terjangkit DBD saat berlibur di Bali.
"Jadi ini harus kita tangani secara totalitas supaya tidak semakin menyebar. Dan mudah-mudahan tidak berdampak terhadap pariwisata di Bali dan Indonesia," pinta Menparekraf sembari berharap tidak berdampak terhadap kunjungan wisatawan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali merespons soal kasus DBD yang menimpa wisatawan asal Queensland, Australia, saat ia berlibur di Bali.
Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bali, I Gusti Ayu Raka Susanti mengatakan, pihaknya lebih berfokus pada pencegahan sehingga menyarankan wisatawan melakukan vaksinasi DBD saat masuk daerah endemis, meskipun program ini belum wajib.
“Harapannya wisatawan lebih mewaspadai selama liburan, sehingga selama berwisata tetap sehat. Kalau sudah masuk daerah endemis seperti DBD kan selalu ada, salah satunya dengan vaksinasi,” katanya di Denpasar, Sabtu 20 April 2024.
Menurutnya, vaksinasi demam berdarah adalah upaya membentengi diri, bahkan tidak hanya bisa dilakukan wisatawan melainkan juga masyarakat Bali.
Dinkes Bali tidak memiliki data khusus jumlah wisatawan yang terpapar demam berdarah, namun secara keseluruhan angka DBD di Bali cukup tinggi dengan total kasus Januari-April 4.177 kasus dan lima meninggal dunia.
“Kalau vaksinasi demam berdarah belum masuk program wajib, jadi masih berbayar. Kalau tidak salah Rp 400 ribu sekali suntik. Kalau masyarakat mau itu, silakan ke fasilitas kesehatan yang sudah menyediakan, bisa untuk bayi sampai lansia,” ujar Raka.
Diketahui wisatawan perempuan asal Australia yang membagikan kisahnya saat positif DBD sedang berada di Ubud, Gianyar, di mana menurut Raka kabupaten tersebut merupakan tiga kabupaten tertinggi kasus DBD tahun ke tahun.